Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dengan 4 Program Ini, PGN Bantu Pemulihan Ekonomi Akibat Covid-19

KOMPAS.com - Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Faris Aziz menegegaskan, PGN berkomitmen untuk ikut andil dalam upaya pemulihan perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi publik yang membahas tentang peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi dan pertambangan dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, Selasa (28/07/2020).

Ia menjelaskan, untuk mendukung komitmen dalam pemulihan perekonomian tersebut, PGN sebagai sub holding gas BUMN melaksanakan empat program.

"Pertama, mengimplementasi Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) Nomor 13 tahun 2020," jelasnya.

Faris mengatakan, Kepmen tersebut berisi tentang regasifikasi dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Diesel (PLTMD) milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di 52 lokasi dalam beberapa tahun ke depan.

"Tugas PGN secara khusus adalah mempercepat pelaksanaan melalui Quick Win di 3 lokasi utama, yaitu PLTMD Nias, Tanjung Selor dan Sorong," tegasnya.

Oleh karenanya, menurut dia, PGN dan PLN harus bisa mengakselerasi proyek itu, sehingga didapatkan sumber energi yang bisa dinikmati di wilayah-wilayah tersebut dengan harga yang bersaing.

"Ke depan, akan lebih banyak lagi pembangunan apabila Kepmen ESDM ini dapat terwujud, khususnya di wilayah Indonesia Tengah, Tenggara, dan Timur,” ujar Faris.

Kemudian kedua, Faris mengatakan, PGN berupaya untuk memasok lebih banyak gas sebagai energi untuk pembangkit yang ada di refinery  atau kilang minyak Pertamina melalui gasifikasi Kilang Pertamina.

"Potensi demand di sana akan diupayakan sesegera mungkin, sehingga refinery Pertamina bisa lebih efisien dalam mengelola kegiatan bisnisnya," jelasnya.

Ia menambahkan, ada dua proyek utama dalam program tersebut, yaitu tambahan pasokan di Kilang Refinery Unit VI Balongan dan Refinery IV Cilacap.

Menurut dia, seiring dengan adanya Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina, terutama di Balikpapan, PGN sudah melakukan persiapan untuk bisa memastikan ketersediaan tambahan pasokan.

"Termasuk kerja sama dengan pemasoknya dari Pertamina Hulu, Mahakam, maupun Pertamina Hulu Indonesia,” katan Faris seperti dalam keterangan tertulisnya.

Meski demikian, Faris mengakui, memang tidak mudah melaksanakan pembangunan sisi infrastruktur di era Covid-19 ini.

"Tapi ada beberapa proyek infrastruktur yang memang sudah berjalan sebelum pandemi dan secara konsisten akan diselesaikan oleh PGN," imbuhnya.

Ia menjelaskan, proyek yang sudah berjalan tersebut diantaraya adalah pembangunan jaringan pipa transmisi Gresik hingga Semarang.

Selain itu, ia mengatakan, PGN akan pula menyederhanakan pola supply dan melakukan integrasi jaringan pipa dari Sumatra ke Jawa. Caranya dengan menyambungkan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) dengan pipa West Java Area (WJA).

“Dengan begitu, gas dari Sumatera akan lebih mudah disalurkan ke Jawa. Kemudian Jawa bagian barat, potensi demand-nya besar sehingga koneksi pipa ini, juga akan memudahkan pelanggan industri mendapatkan gas dengan harga yang kompetitif,” jelas Faris.

Secara keseluruhan, Faris mengatakan, pengembangan ruas pipa transmisi oleh PGN mencapai 741 kilometer (km).

Faris berharap, proyek ini bisa berjalan tepat waktu, sehingga pada saatnya tiba bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas, termasuk industri-industri yang ada.

“Ketiga, program strategis jaringan rumah tangga (Jargas) yang akan dilaksanakan PGN melalui program mandiri maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," jelasnya.

Mengenai program tersebut, ia mengatakan, pemerintah menargetkan kurang lebih 4 juta sambungan gas rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan.

"Salah satunya akan dilaksanakan oleh PGN dan subsidiary, sehingga rumah tangga dan pengusaha kecil bisa mendapatkan energi yang murah, yang juga bisa menekan subsidi impor gas pemerintah,” jelas Faris.

Keempat, Faris mengatakan, PGN menjalankan penugasan dari pemerintah untuk penyediaan gas dengan harga khusus.

"Harga khususnya yakni sebesar 6 dollar AS per million british thermal units (MMBTU) untuk Pelanggan Industri Tertentu berdasarkan Kepmen ESDM 89K tahun 2020 dan Pembangkit Listrik PLN berdasarkan Kepmen ESDM 91K tahun 2020," sambungnya.

Meski demikian, menurut Faris, sebagian besar pelanggan industri telah menikmati harga tersebut.

“Dengan adanya harga gas yang lebih murah, maka sektor industri harus bisa tumbuh sebagai penggerak ekonomi nasional," jelasnya,

Ia pun berharap, dalam beberapa waktu ke depan industri tumbuh sehingga ada peningkatan penyerapan gas.

Penyerapan gas periode Juli-Desember 2020

Sementara itu, Faris mengatakan, berdasarkan perhitungan PGN, penyerapan gas periode Juli hingga Desember 2020 bisa mencapai kurang lebih 240 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD).

“Harga Kepmen ESDM yang memang cukup murah, dan diharapkan sejak 2021 awal, penyerapan gas di 7 sektor industri bisa meningkat hingga 309 BBTUD. Melihat data empiris ke belakang, ada pergerakan yang meningkat," jelasnya.

Faris berharap, optimisme analisa PGN bisa terwujud sehingga industri bisa bergerak dan tidak berdampak pada sektor tenaga kerja.

Dengan demikian, ia menegaskan, secara berkelanjutan, PGN akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplalyer effect perekonomian nasional.

https://money.kompas.com/read/2020/07/29/195810826/dengan-4-program-ini-pgn-bantu-pemulihan-ekonomi-akibat-covid-19

Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke