Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonom: Deflasi Jadi Bukti Daya Beli Menurun

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen.

Deflasi Juli 2020 membuat inflasi selama Januari hingga Juli (year to date/ytd) sebesar 0,98 persen dan 1,54 persen secara tahunan.

Bahkan kepala BPS Suhariyanto menyebut, inflasi pada 2020 merupakan yang terendah sejak tahun 2000. Pada saat itu, Indonesia mengalami inflasi secara tahunan sebesar 1,2 persen.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, deflasi pada Juli 2020 menunjukkan masih rendahnya daya beli masyarakat sejak dihantam pandemi Covid-19.

Masyarakat berpenghasilan menengah dan menengah ke bawah terkena dampak yang signifikan dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah.

Akibatnya, pendapatan menurun dan daya beli masyarakat semakin jatuh. Belum lagi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.

"Ini disebabkan oleh masih rendahnya daya beli masyarakat menengah serta menengah ke bawah sehingga tingkat permintaan komponen ini juga berkurang," kata Josua kepada Kompas.com, Senin (3/8/2020).

Sementara itu, perilaku konsumen masyarakat berpenghasilan menengah ke atas cenderung menahan konsumsi. Mereka lebih memilih menabung dan mempertimbangkan kasus Covid-19 yang masih mengalami peningkatan dan belum adanya kepastian vaksin.

"Masyarakat berpenghasilan menengah ke atas pun terlihat menahan belanja durable goods seperti otomotif, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga, mengantisipasi berapa lama kondisi COVID-19 ini dapat tertangani dengan tuntas," papar Josua.


Inflasi tahun kalender yang masih rendah pada 2020 juga menunjukkan tingkat penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih rendah.

Untuk itu, pemerintah perlu mempercepat realisasi penyaluran jaring pengaman sosial (social safety net) berupa bantuan tunai dan bantuan sosial lainnya.

"Supaya daya beli masyarakat dapat meningkat sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.

Sebelumnya, BPS mencatat terjadi deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen. Ada 3 kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau terjadi deflasi 0,73 persen sehingga memberikan andil sebesar 0,19 persen kepada deflasi Juli 2020.

Komoditas yang mengalami penurunan harga, yaitu bawang merah menyumbang deflasi sebesar 0,11 persen, daging ayam ras memberikan andil sebesar 0,04 persen, bawang putih 0,03 persen, serta beras cabai rawit, dan gula pasir masing-masing 0,01 persen.

Dua kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen, serta kelompok transporasi sebesar 0,17 persen dengan andil 0,02 persen.

Di kelompok transportasi, komoditas yang dominan memberi andil deflasi adalah turunnya tarif angkutan udara, dengan andil 0,05 persen.

Namun di sisi lain, komoditas transportasi yang memiliki andil terhadap inflasi adalah tarif angkutan antar kota dan tarif kendaraan roda empat online masing-masing 0,01 persen.

https://money.kompas.com/read/2020/08/03/181100726/ekonom--deflasi-jadi-bukti-daya-beli-menurun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke