Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kekeringan Melanda Sukabumi, Petani di Sana Diimbau Mentan Ikuti Asuransi

KOMPAS.com - Kekeringan tengah melanda lahan pertanian di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Sukabumi.

Pasokan air, baik curah hujan maupun yang berasal dari saluran air Sungai Cidadap pun kian menipis. Akibatnya, puluhan hektar tanaman padi berusia dua bulan terancam gagal panen.

Banudin, petani dari Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar mengungkapkan, sudah sekitar dua bulan hujan tidak turun di wilayahnya sehingga sawah mulai kekeringan.

Padahal, tambah Banudin, tahun lalu para petani bisa menghadapi musim kemarau karena masih bisa mendapatkan pengairan dari Sungai Cidadap. 

Melihat kondisi tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo langsung mengambil langkah penyelamatan para petani di daerah itu.

Melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) menganjurkan para petani mengikuti program Asuransi Tani Padi (AUTP) untuk menghindari kerugian. 

“Kami tidak ingin ada pertanian yang terkendala, agar ketahanan pangan juga bisa terjaga. Untuk itu, kami berharap permasalahan yang dihadapi para petani di Sukabumi bisa dicarikan penyelesaiannya," tuturnya Mentan SYL dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (9/08/2020).

Namun, sebagai langkah antisipasi, Mentan mengimbau petani harus mengikuti asuransi. Dengan begitu mereka tidak mengalami kerugian jika bertemu kondisi seperti ini

Selain program asuransi, Kementan sebenarnya juga sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi permasalah kekeringan di Sukabumi

Direktur Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan bantuan konservasi air berupa embung, irigasi pompa, dan irigasi pipa dengan jumlah masing-masing satu unit. 

"Kami berharap bantuan tersebut bisa menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan di Sukabumi," imbuh Sarwo. 

Namun, Sarwo menekankan, program asuransi merupakan solusi bijak bagi para petani. Pasalnya, dengan begitu petani bisa mendapatkan perlindungan dari risiko yang dapat diklaim untuk memperoleh modal kerja supaya bisa terus bertani. 

“Jika terjadi risiko terhadap tanaman yang diasuransikan, serta kerusakan tanaman atau gagal panen, klaim AUTP akan diproses. Dengan catatan, syarat yang ditentukan dalam proses klaim telah terpenuhi sehingga asuransi akan membayarkan klaim asuransi,” terang Sarwo. 

Adapun besaran polis klaim yang akan petani dari pemanfaatan AUTP mencapai 75 persen berdasarkan luas petak alami tanaman padi. Untuk luas lahan satu hektar, jumlah klaim yang akan didappat petani sebesar Rp 6 juta.

Pembayaran ganti rugi atas klaim dilaksanakan paling lambat 14 hari kerja sejak Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kerusakan (BAHPK) disetujui.  

https://money.kompas.com/read/2020/08/09/154339726/kekeringan-melanda-sukabumi-petani-di-sana-diimbau-mentan-ikuti-asuransi

Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke