Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Pandemi, Masihkah Bisnis Penjualan Bendera Merah Putih Berkibar?

Betapa tidak, momen perayaan hari kemerdekaan yang hanya terjadi setahun sekali ini sangat identik dengan berbagai perayaan berbau nasionalisme yang tidak luput dari sentuhan kain Merah Putih di segala penjuru Tanah Air.

Di banyak tempat, pemasangan aksesori seperti umbul-umbul dan bendera Merah Putih menjadi pelengkap yang wajib untuk menambah semarak hari kemerdekaan Indonesia. Warga pun banyak yang berlomba untuk memasang dekorasi–dekorasi menarik bertema kemerdekaan, seperti bendera kecil di sepanjang pagar, ataupun di depan gapura atau gang.

Sementara itu, di perkantoran, gedung dan tempat-tempat publik, pemasangan dekorasi Merah Putih dengan ukuran panjang yang berada di dalam dan luar bangunan umumnya selalu dilakukan. Hal inilah yang membuat bisnis bendera ataupun pernak-pernik terkait HUT RI kerap mendapatkan omzet yang besar setiap tahunnya.

Nah, bagaimana kondisinya di kala pandemi Covid-19  seperti sekarang ini?

Kartini Nasrul (75), seorang penjahit sekaligus pemilik toko perlengkapan upacara CV Ampera di Proyek Senen Blok III, mengaku, secara umum permintaan akan bendera Merah Putih dan pernak-pernik penunjang lainnya meningkat menjelang perayaan HUT RI.  Namun, pemesanan perlengkapan upacara dalam hal ini seragam paskibra memang mengalami penurunan.

“Kalau bendera hias, bendera Merah Putih, dan umbul-umbul masih bagus. Yang berkurang itu setelan paskibraka,” kata Kartini kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020).

Kartini mengatakan, beberapa kedutaan dan perusahaan yang biasanya merayakan upacara tahunan tidak merayakannya pada tahun ini, sehingga terjadi penurunan permintaan perlengkapan upacara.

“Yang merayakan tiap tahun banyak yang tidak merayakan, mereka bilang karena tidak ada perintah dari pusat. Padahal, saya sudah nyetok banyak. Tapi, enggak apa-apa, bisa untuk tahun depan,” jelas dia.

Penurunan pemesanan bahkan terjadi sampai dengan 10 persen saat ini untuk pakaian paskibra. Padahal, umumnya pemesanan perlengkapan upacara biasanya sudah dimulai sejak bulan Juni yang datang dari sekolah, perusahaan, dan kedutaan.

“Biasanya mulai Juni sudah dipesan, tapi sekarang yang pesan hanya Taspen, Bank Mandiri, dan Kedutaan Korea. Sementara Jerman hanya pesan alat paskibra untuk tiga orang saja. Mereka bilang baju masih ada, jadi hanya untuk perlengkapan saja,” jelas Kartini.

Wanita yang sudah menekuni bidang jahit–menjahit sejak 45 tahun ini mengaku, untuk penjualan musiman perlengkapan upacara, ia meraup omzet yang tidak sedikit. Ia mengaku pendapatannya untuk penjualan bendera sekitar Rp 200 juta per bulan.

“Kalau penjualan bendera lancar saja, tapi masalahnya adalah pembayaran pesanan lain yang masih tertahan. Jadinya saya agak susah dengan permodalannya, ya penundaan itu dengan berbagia alasanlah,” jelas Kartini.

Namun demikian, Kartini masih menunggu realisasi bantuan modal usaha dari pemerintah yang baru saja ia ajukan. Menurut dia, dengan bantuan tersebut, ia bisa melanjutkan operasional usahanya dan mencukupi pembayaran beberapa karyawannya.

“Kalau biaya produksi sama saja dari tahun lalu, karena pekerja minta dinaikkan pendapatannya, tapi saya tidak berikan dan mereka maklum dengan kondisi sekarang. Mereka terima aja daripada enggak ada kerjaan,” ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2020/08/11/120600526/di-tengah-pandemi-masihkah-bisnis-penjualan-bendera-merah-putih-berkibar

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke