Ia mengatakan, perbaikan indikator perekonomian meliputi peningkatan purchasing manager index (PMI) manufaktur yang telah mencapai level 46,9 serta Indeks Keyakinan Konsumsi (IKK) yang mengalami peningkatan dari 77 menjadi 83,8.
"Kemudian beberapa sektor emiten membukukan positif, jadi ini dilihat bahwa terjadi bottom out ekonomi nasional. Demikian sektor kendaraan bermotor ada kenaikan dari -82 menjadi -64," ujar Airlangga dalam konferensi video, Jakarta, Selasa (11/8/2020).
Airlangga pun memaparkan, pandemi virus corona (Covid-19) telah memberikan tekanan dan menimbulkan krisis terhadap berbagai aspek di Indonesia. Hal tersebut terjadi tak hanya di sektor kesehatan, namun juga sosial, ekonomi dan keuangan.
Berdasarkan data terakhir, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen secara tahunan pada kuartal II-2020.
Airlangga pun menyebut kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lain di dunia.
"Indonesia relatif lebih baik, sebab negara lain jatuhnya lebih dalam, termasuk Inggris sudah mengalami dua kali resesi, dari -1,7 persen hingga -19,9 persen, Hong Kong dan Singapura jatuh lebih dalam, dan Turki serta Brazil, dan India bahkan minus -18 persen," kata Airlangga.
Menurut dia, kinerja perekonomian di kuartal III-2020 menjadi penting agar hingga akhir tahun ekonomi Indonesia tidak negatif.
Sebelumnya dia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 mendatang jadi pertaruhan Indonesia bakal masuk jurang resesi atau sebaliknya.
"Di antara peer country, (kontraksi ekonomi) Indonesia tidak sedalam yang lain. Memang pertaruhannya bagi Indonesia adalah bagaimana kita di kuartal III terjadi recovery atau pembalikan," kata Airlangga dalam konferensi video, Rabu (5/8/2020).
Airlangga menuturkan, perbaikan bisa dicapai dengan memperkuat realisasi jaring pengaman sosial (social safety net) baik dalam bentuk barang melalui bantuan sosial (bansos) maupun uang tunai.
Begitu juga dengan dukungan yang dikucurkan untuk dunia usaha, seperti subsidi bunga untuk ultra mikro dan UMKM, pengelolaan persyaratan kredit UMKM, penempatan dana, penjaminan kredit modal kerja, dan insentif pajak.
"Tentu kita juga berharap ada efek perbaikan (dalam ekspor impor) melalui perekonomian global, baik China maupun negara lain yang recover terlebih dahulu," tutur Airlangga.
https://money.kompas.com/read/2020/08/11/122558026/menko-airlangga-klaim-indikator-perekonomian-mulai-membaik