Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER DI KOMPASIANA] Polemik Penghargaan Bintang Mahaputra Nararya | Kisah dari Wisma Atlet | Desain Uang Kertas Rupiah Terbaik

KOMPASIANA---Fahri Hamzah dan Fadli Zon menyedot perhatian publik setelah Presiden Joko Widodo memberikan Bintang Mahaputra Nararya kepada keduanya pada peringatan HUT ke-75 RI.

Hal itu kemudian menjadi polemik publik, pasalnya kedua politikus tersebut cukup sering melontarkan kritik kepada pemerintahan Jokowi.

Namun, kritik yang selalu dilontarkan tersebut, bagi Presiden Joko Widodo, merupakan bagian dari demokrasi. Keduanya memang berlawanan secara politik, tapi tidak untuk kemajuan bangsa, bukan?

"Penghargaan ini diberikan kepada beliau-beliau yang memiliki jasa terhadap bangsa dan negara dan ini melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang oleh Dewan Tanda Gelar dan Jasa. Pertimbangannya sudah matang," kata Presiden Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (13/8/2020).

Selain polemik tersebut, pada pekan ini Kompasiana juga diramaikan konten-konten seputar dilema memiliki rumah sendiri hingga format baru Liga Champions musim ini.

Inilah konten-konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Fahri Hamzah dan Fadli Zon Terima Gelar, Munir dan Widji Thukul Terima Doa

Polemik akan mendapatkan gelar tanda jasa untuk Fahri Hamzah dan Fadli Zon pertama kali dicuitkan oleh Mahfud MD lewat akun Twitter miliknya.

Banyak yang mempertanyakan: apakah benar Fahri Hamzah dan Fadli Zon tidak layak menerima Tanda Jasa Bintang Mahaputra Nararya?

Apakah ada pengabdian atau pengorbanan Duo F, tanya Kompasianer Khrisna Pabichara pada tulisannya, yang sungguh luar biasa di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan beberapa bidang lain yang besar manfaatnya bagi bangsa dan negara?

"Bagi saya pribadi, tidak penting benar mempertanyakan kelayakan dan kepatutan Duo F untuk menerima Bintang Mahaputera Nararya," lanjutnya.

Munir dan Widji Thukul, bagi Kompasianer Khrisna Pabichara, layak mendapat Bintang Kehormatan yang lebih tinggi dibanding Bintang Mahaputera. (Baca selengkapnya)

2. Hari ke Enam Karantina di Wisma Atlet: Dua Sisi Mata Uang Pemakaian Klorokuin bagi Pasien Covid-19

Setelah dinyatakan positif covid-19, Kompasianer Dion Kassel berbagi pengalamannya di Kompasiana selama dirawat di Wisma Atlet, Jakarta.

"Tidak terasa sudah enam hari lamanya saya berada di Wisma Atlet. Tepat dihari ini pula, saya mendapatkan kabar gembira bahwa saya tidak perlu lagi mengkonsumsi obat Chloroquine," tulisnya.

Kompasianer Dion Kassel akhirnya paham, betapa tidak mengenakannya mengonsumsi obat yang biasa dipakai untuk menyembuhkan pasien malaria itu.

"Efek samping yang dirasakan oleh pasien Covid-19 setelah mengkonsumsi obat Klorokuin mulai dari yang teringan seperti rasa cemas, mual, pusing, sakit kepala, susah tidur, sampai yang terberat muntah dan nafas pendek," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Mau "Kehilangan" Uang 400 Juta? Jangan Tiru Saya!

Pengalaman yang dialami oleh Kompasianer Taufiq Rahman, barangkali, bisa dijadikan pembelajaran --khususnya para perantau di Jakara-- bagi mereka yang masih mempertimbangkan memiliki rumah.

"Saat itu, tahun 2013, setelah "kelelahan" berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, saya akhirnya memilih Jakarta sebagai kota terakhir dari perjalanan (karir) saya," kenang Kompasianer Taufiq Rahman.

Ketika itu ad 3 pilihan yang membuatnya bimbang setelah menetapkan ingin tinggal di Jakarta saja, yakni: membeli rumah, apartemen, atau nge-kos?

Setelah menghitung dan menimbang beragam pilihan, akhirnya ia memutuskan untuk ngekos dengan sewa 4,5 juta rupiah per bulan.

Rasa sesal itu datang 7 tahun kemudian, mengapa? (Baca selengkapnya)

4. Ini 5 Dampak Format Baru Liga Champions

Duel perempat final Liga Champions kali ini akan terasa sangat berbeda dari musim sebelumnya. UEFA mempersingkat jalannya liga dengan durasi 12 hari pada babak perempat final hingga partai final.

Paling tidak dengan format baru, menurut Kompasianer David Abdullah, ada 5 dampak yang membuat lanjutan Liga Champions ini.

"Tensi tinggi pertandingan, semua tim akan tampil all out dan menggebarak sejak pluit kick off dibunyikan karena tidak adanya laga penebusan dosa pada leg kedua," tulis Kompasianer David Abdullah.

Kemudian setiap kesebelasan dituntut tampil sempurna dalam setiap pertandingan. Semua tim tak boleh tampil buruk sekalipun untuk bisa merengkuh trofi The Big Ears. (Baca selengkapnya)

5. Desain Uang Kertas 10.000 Dipandang Terbaik Sepanjang Masa

Meski tidak terlalu lama beredar, dari 1976 hingga 1980, uang kertas bernominal Rp 10.000 dianggap memiliki desain terbaik.

Pada bagian depan terdapat gambar relief yang menggambarkan Ratu Maya beserta pengiringnya menuju Taman Lumbini. Relief itu, tulis Kompasianer Djulianto Susantio, berasal dari Candi Borobudur, namanya Lalitawistara.

"Pada bagian belakang terdapat gambar pahatan kepala kala dari Candi Jago. Candi Jago berlokasi di Malang. Candi itu disebut dalam kitab Nagarakretagama dan Pararaton sebagai Jajaghu," lanjutnya.

Akan tetapi, untuk menjaga kualitas akhirnya Bank Indonesia menarik uang tersebut. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2020/08/15/155014826/populer-di-kompasiana-polemik-penghargaan-bintang-mahaputra-nararya-kisah-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke