Hal yang dipelajarinya yakni mengenai negara mandiri dan perbaikan supply chain.
“Ketika melihat Covid-19 ini terjadi, ya memang selain kita harus mandiri, tapi kita juga harus memperbaiki supply chain kita. Bukan berarti kita anti bekerja sama dengan negara lain, tapi kerjasamanya harus yang win-win,” ujar Erick, Selasa (18/8/2020).
Erick menambahkan, Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk menjadi negara yang mampu mandiri. Salah satunya karena memiliki jumlah populasi yang besar. Namun, potensi tersebut selama ini belum dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Karena dengan Covid-19 ini kita diajarkan negara yang mempunyai market yang besar itu adalah negara yang mempunyai keunggulan, yang selama ini bangsa kita selalu dibalik. Karena kita punya market yang besar (tapi) kita terlena, market kita digerogoti, kita tidak membangun agar market kita mandiri,” kata dia.
Selain jumlah populasi, lanjut Erick, modal lain yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya alamnya yang melimpah. Seharusnya, dengan kelebihan tersebut Indonesia bisa menjadi negara besar di dunia.
“Sumber daya alam yang luar bisa, anugrah allah yang luar bisa, apakah nilai seni, budaya, kuliner, jumlah pulau yang luar biasa banyak dan keunikan dari masing-masing suku kita. Ini menjadi fundamental justru bagaimana kita bisa lebih mandiri,” ucap mantan bos Inter Milan itu.
https://money.kompas.com/read/2020/08/18/184600326/market-kita-besar-tapi-kita-terlena-
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan