JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ke depan diproyeksikan akan melemah. Sebelumnya IHSG ditutup pada level 5.272,81 atau turun 0,42 persen.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, proyeksi pelemahan IHSG didorong oleh beberapa sentimen diantaranya kesepakan terkait stimulus fiskal jilid II AS yang belum tercapai oleh partai Demokrat dan Republik.
"Kami perkirakan IHSG sepekan berpeluang konsolidasi melemah. Pelaku pasar khawatir perundingan antara Demokrat dan Republik terkait RUU stimulus Fiskal untuk mengatasi krisis akibat Covid-19," kata Hans dalam laporannya, Minggu (23/8/2020).
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengkritik pemimpin partai Demokrat karena tidak mau membahas paket bantuan yang lebih kecil.
Sementara itu, ketua DPR Nancy Pelosi bersedia untuk memotong beberapa tuntutan untuk mendapatkan kesepakatan.
"Kesepakatan stimulus baru merupakan salah satu yang dinantikan pasar sejak akhir bulan Juli dan bila dicapai kesepakatan akan menjadi sentimen positif bagi pasar," jelas Hans.
Sementara itu, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal pengangguran mingguan AS meningkat menjadi 1,1 juta dan lebih tinggi dari harapan ekonom, yakni 923.000.
Tetapi jumlah klaim berkelanjutan atau orang yang menerima tunjangan pengangguran lebih dari dua pekan berturut-turut terus menunjukan penurunan.
"Data tenaga kerja yang variatif bisa menjadi indikasi masih lemahnya pasar tenaga kerja," ujar dia.
Selain itu, konflik China dan Amerika Serikat terkait saham teknologi juga menjadi sentimen negatif pasar. Mulai dari Penjualan operasi aplikasi TikTok di Amerika hingga pembatasan terhadap Huawai untuk mendapatkan chip yang diproduksi dengan perangkat lunak dan teknologi Amerika Serikat.
Hans memproyeksikan IHSG alan bergerak pada level support 5.218 sampai dengan 5.119 dan resistance pada level 5.327 sampai dengan 5.400.
https://money.kompas.com/read/2020/08/23/132132726/ihsg-diproyeksikan-melemah-pekan-depan-ini-sentimennya