Pemangkasan Capex tersebut dari 350 juta dollar AS sampai dengan 400 juta dollar AS menjadi 200 juta dollar AS sampai dengan 250 juta dollar AS.
“Capex kami ada revisi tahun ini dan revisi ini kami lakukan dengan sangat hati-hati dan tidak mengorbankan poduktivitas alat-alat,” kata Chief Financial Officer ADRO, Lie Luckman dalam Public Expose, Jumat (28/8/2020)
Luckman menyebutkan, perseroan akan berupaya untuk mengurangi pengeluaran untuk alat-alat yang memang masih dibutuhkan, utamanya dalam jangka waktu panjang.
“Maintenance yang terkait dengan produksi dan Capex untuk jangka panjang yang esensial tetap kita lakukan,” kata dia.
Di sisi lain, perseroan masih belum memproyeksikan target produksi batu bara di tahun 2021. Namun Lukman yakin akan ada peningkatan permintaan batu bara baik secara domestik maupun di kawasan Asia.
“Saat ini dampak Covid-19 membuat demand agak tertekan, tapi kita yakin dalam jangka panjang demand batu bara cukup menjanjikan karena merupakan sumber energy murah dan diandalkan di negara berkembang. Kami optimis dalam jangka waktu panjang, demand masih kuat,” jelas dia.
Saat ini, Adaro sedang mengembangkan EBT Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), PLT Mini-Hydro dan PLT Biomassa melalui PT Adaro Power.
Namun perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangan sumber energi terbarukan lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan lain sebagainya.
https://money.kompas.com/read/2020/08/28/210000026/adaro-energy-pangkas-belanja-modal-2020