Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daftar 4 Produsen Vaksin Asing yang Dijajaki Erick Thohir

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, bersyukur karena Indonesia saat ini telah memasuki tahapan uji klinis tahap vaksin virus corona atau Covid-19.

Pemerintah menargetkan akan melakukan imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021. Kini, pemerintah tengah melakukan penghitungan terkait biaya vaksin per orang.

Untuk mempercepat penyelesaian vaksin untuk Covid-19, pemerintah menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin dari luar negeri. Berikut ini daftar 4 produsen vaksin asing yang dijajaki Erick Thohir untuk pengembangan vaksin di Indonesia.

1. Sinovac, China

Kementerian BUMN lewat PT Bio Farma (Persero) akan mengimpor bulk atau konsentrat ready to fill (RTF) vaksin virus corona (Covid-19) dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.

Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli lalu. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium dalam negeri milik Bio Farma dan Unpad, Bandung.

Erick membeberkan bahwa Bio Farma telah bekerja sama dengan Sinovac terkait bahan baku vaksin Covid-19. Jika pada akhir 2020 ini vaksin itu bisa diproduksi, maka Bio Farma harus membeli bahan bakunya ke Sinovac seharga 8 dollar AS atau Rp 117.135 (kurs Rp 14.641) per dosis.

Erick menyampaikan bahwa dalam perjanjian itu Bio Farma tidak hanya sekadar mengolah dan mendistribusikan, tetapi juga ada unsur transfer teknologi.

2. Bill & Melinda Gates, Amerika Serikat

Selain dari China, Erick juga menjajaki kerja sama pengadaan pengembangan vaksin Covid-19 dengan yayan milik miliader Bill Gates.

Erick menyampaikan Indonesia akan memanfaatkan jejaring Bill & Melinda Gates Foundation. Dia bilang yayasan itu telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan Amerika Serikat terkait vaksin.

Kendati begitu, lanjut Erick, pemerintah tetap memprioritaskan pengembangan vaksin Covid-19 di dalam negeri. Jika Indonesia bisa mandiri, maka tak akan lagi ketergantungan dengan negara lain.

“Kita harapkan bisa menemukan vaksin merah putih kita sendiri, karena dari pengalaman yang sudah berjalan selama ini kita punya kapasitas itu. Tapi karena ini memang ini penyakit baru, kita belum bisa mendapatkan teknologi yang disampaikan,” kata Erick.

3. G42 Healthcare, Uni Emirat Arab

G24 merupakan perusahaan farmasi yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Erick sendiri sempat melakukan kunjungan bilateral ke negara itu. Salah satu isu yang dibahas adalah masalah kesehatan terkait covid-19.

Pemerintah menyebut ada penjajakan penyediaan awal 10 juta dosis vaksin untuk 2020. Lalu berikutnya ada 50 juta dosis pada kuartal pertama pada 2021.

Kerja sama dan komunikasi setelah kunjungan bilateral akan dieksekusi oleh BUMN PT Kimia Farma (Persero). Indonesia sendiri akan mengirimkan reviewer untuk melakukan pengamatan proses uji klinis vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh G24.

"G42 memang pada saat ini sudah melakukan uji klinis sendiri di UEA kepada 45 ribu relawan dari 85 suku bangsa. Karena itu kami mengutus tim ke UAE sebagai reviewer untuk mensinkronisasikan sistem. Saya mendapat laporan sistemnya berjalan dengan baik dan sepertinya BPOM kita bisa menerima uji klinis yang berjalan di UEA," kata Erick dikutip dari Antara.

4. Astrazeneca, Inggris

Selain 3 perusahaan dari 3 negara yang sudah disebutkan di atas, pemerintah juga menjajaki pengadaan vaksin dengan Astrazeneca dari Inggris.

Vaksin dari Eropa ini akan melengkapi calon vaksin dari negara lain yang didatangkan pemerintah. Astrazeneca merupakan perusahaan farmasi multinasional yang berkantor pusat di Camridge/

Perusahaan ini juga memiliki fasilitas riset di Swedia dan Amerika Utara. Perusahaan terkenal dengan produk farmasi untuk pengobatan kanker, cardiovascular, gastrointestinal, infeksi, neuroscience, respiratory, dan inflammation.

"Kami tidak berhenti di dua negara itu, kami juga tetap mengontak kerja sama dengan negara-negara lain. Bio Farma dengan AstraZeneca dari Eropa ataupun dari Amerika Serikat bersama Bill & Melinda Gates Foundation yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan Amerika Serikat tetap kita lakukan," kata Erick.

(Sumber: KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama | Editor: Erlangga Djumena Bambang P. Jatmiko)

https://money.kompas.com/read/2020/08/30/165234626/daftar-4-produsen-vaksin-asing-yang-dijajaki-erick-thohir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke