"Tadi malam saya berbicara dengan World Bank via telepon. Mereka justru melihat bahwa Indonesia dengan konsumsi yang besar, jauh lebih mudah recovery dibandingkan dengan negara-negara yang hanya mengandalkan high technology," ujar Luhut saat menjadi pembicara kunci dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI dalam GerNas Bangga Buatan Indonesia, di Jakarta, Minggu (30/8/2020).
Luhut meyakini Indonesia dapat pulih dengan lebih cepat apabila semua pemangku kepentingan bahu membahu, salah satunya untuk terus mendorong konsumsi domestik.
Pertumbuhan Indonesia sendiri mengalami kontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020. Perlambatan ekonomi tercermin dari sisi pengeluaran yang mana konsumsi domestik mengalami kontraksi 5,5 persen, terburuk dalam 20 tahun terakhir.
Mengingat sebanyak 58 persen dari PDB Indonesia bergantung pada konsumsi, industri di sektor makanan dan minuman, fesyen, transportasi, komunikasi, dan akomodasi, diharapkan dapat memainkan peran penting untuk meningkatkan konsumsi doemstik.
"Kita punya kombinasi itu. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan," ujar Luhut.
Luhut menegaskan, kunci untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 adalah kekompakan, kerja sama, semangat inovasi, dan menjaga optimisme.
Dia juga menambahkan masyarakat tidak perlu takut secara berlebihan apabila pada kuartal III nanti realisasi pertumbuhan ekonomi kembali negatif.
"Kita berjuang sekuat-kuatnya sehingga bisa nanti kuartal III dekat dnegan nol atau minus nol koma sekian. Tapi kalaupun itu terjadi, itu bukan akhir dari segala-galanya. Tadi malam saya diskusi dengan World Bank, mereka mengapresiasi program-program yang kita lakukan," ucapnya.
"Sepanjang kita masih bekerja dengan seperti ini, apa yang kita lakukan sudah benar, langkah sudah benar, disiplin juga sudah benar, tidak perlu ada ketakutan yang berlebihan dan optimisme harus semua kita pelihara," tambah dia.
https://money.kompas.com/read/2020/08/31/060700926/luhut--bank-dunia-melihat-indonesia-jauh-lebih-mudah-pulih-