Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RIP Jakob Oetama

Perjuangannya dalam memajukan dunia kewartawanan dan banyak bidang lainnya dalam wadah Kompas Gramedia sudah banyak diketahui masyarakat luas.

Kredibilitas moral dari tata cara dan gaya pemberitaan kelompok Kompas sangat disegani semua orang dan telah merupakan merek dagang yang sangat diandalkan berkat peran beliau. Kita semua kehilangan tokoh dunia Pers yang sangat dihormati.

Beruntung sekali pada tahun 2009, ketika saya menerbitkan buku “Cat Rambut Orang Yahudi”, buku yang merupakan kumpulan artikel saya di Kompasiana, beliau bersedia untuk menulis Kata Pengantarnya. Saya memang menginginkan buku saya itu diberi kata pengantar oleh beliau.

Kebetulan buku saya itu akan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas dan Sang Editor yang menanganinya adalah Saudara Pepih Nugraha Wartawan Kompas sahabat saya yang sekaligus merupakan salah satu pimpinan dan penggagas media daring Kompasiana.

Dengan Pepih sebagai mediator, maka Pak Jakob menyatakan kebersediaannya dan langsung meminta untuk dikirim naskah buku saya tersebut.

Untuk menghormati dan mengenang beliau , berikut ini saya tulis ulang Kata Pengantar Bapak Jakob Oetama pada buku Cat Rambut Orang Yahudi:

KATA PENGANTAR

Membaca kumpulan tulisan Marsekal Chappy Hakim dalam buku ini, teringatlah saya rubrik Kompasiana dalam HU Kompas yang terbit dalam tahun 60an – 70an, diasuh oleh PK Ojong. Narasinya menarik, sangat human, dituturkan secara lugas, bersemangat keberpihakan pada rakyat, mengangkat persoalan-persoalan actual yang kadang-kadang sebagai peristiwa biasa menjadi kapstok mengingatkan jatidiri kemanusiaan. Semua peristiwa ditempatkan dalam konteks jatidiri manusia yang menus-kerdil sekaligus adiluhur-mulia. Dalam hal gaya mirip-mirip Mahbub Djunaidi, tidak sesarkastis M.A.W Brouwer, tentu tidak sejenaka Jaya Suprana misalnya.

Oleh karena itu, ketika Pak Chappy Hakim meminta saya membuat Kata Pengantar dengan menyodorkan draft bukunya, dengan mengikuti tulisan-tulisannya dalam kolom Opini di Kompas, Jakarta Post, majalah Angkasa, Intisari dan sejumlah penerbitan lain, segera saya menyatakan kesediaan.

Melesat dalam benak saya sejumlah militer professional yang juga aktif menulis seperti TB Simatupang dengan gaya tulisan yang meledak-ledak, Sayidiman Suryohadiprojo yang menekankan tentang peningkatan karakter bangsa atau Rudini yang menulis tentang jagad kemiliteran. Kekaguman saya bertambah lagi ketika beliau pun sudah menerbitkan lebih dari 100 judul buku. Saya jengah seorang militer professional, bahkan sampai jabatan tertinggi sebagai KSAU dengan pangkat Marsekal (Jenderal), masih bisa menjadi kolumnis sekaligus penulis buku, tentu bukan sosok yang tidak baen-baen (sembarangan), bahkan langka dalam arti positif. Alangkah idealnya, seorang militer yang dalam koteks serba keras dalam keseharian, sekaligus sosok yang manusiawi-lembut dalam melihat kemanusiaan secara utuh. Bahkan kebiasaan menulis itu pun dia lanjutkan, tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi lewat Kompasiana.com. Seluruh artikel dalam buku ini diunduh dari sana (Desember 2008 – Maret 2009).

Dengan latar belakang itu tidak saya lewatkan kesempatan ini dengan tidak membacanya lebih dulu. Judul buku Cat Rambut Orang Yahudi, seperti ditulisnya dalam pengantar penulis, merupakan gabungan judul artikel Cat Rambut (hal 215-218) dan Mengapa orang Yahudi banyak yang Pintar (hal 172-175). Kerapian penampilan menjadi syarat Perwira hingga rambut ubanan perlu di cat- tetapi bagi Pak Chappy tak perlu sebab sejak di SMA sudah ubanan (hal 216) dan baru berhenti mengecat rambut setelah punya cucu agar cucunya tidak keliru mana kakeknya mana bapaknya (hal 218). Mengenai keunggulan orang Yahudi, dia buat spekulasi tentang ibu Yahudi yang tengah mengandung (hal 172). Ibu-ibu rajin bernyanyi dan memainkan musik termasuk Saxophone – Pak Chappy piawai memainkan instrument ini-banyak makan ikan laut minus kepalanya dengan tujuan asupan bagi pembentukan otak anak yang akan lahir (hal 173). Boleh percaya boleh tidak, silahkan. Rupanya kedua artikel menarik perhatian dan komentar, sehingga lantas digabung sebagai judul buku.

Sebagai pengamat sosial, meskipun berlatar belakang militer dan sudah pasti spesialisasinya masalah keirgantaraan, kumpulan artikel mencakup hampir semua hal yang terjadi dan sedang aktual. Artikel artikel itu dikelompokkan dalam empat Bab (Pemimpin, Transportasi, Apaka Anda Tahu, Ayo merenung Sejenak). Hampir semua peristiwa yang berkembang dalam masyarakat tidak lepas dari amatan Pak Chappy. Contoh tentang kritik DPR yang tingkah lakunya suka pelesiran ke luar negeri dengan nama sosialisasi atau studi banding, tetapi kenyataannya hanya jalan jalan dan belanja barang mahal (hal.39-42). DPR yang “marah marah” sebaliknya dibalas marah oleh Dirut Pertamina yang baru (hal.42-48). Dengan “intuisi intelektualnya”, dia meramal SBY bakal terpilih dalam Pilpres 2009. “Saya bukan anggota tim sukses SBY, bukan anggota Partai Demokrat, bukan juga orang yang mengharapkan sesuatu bila SBY terpilih……..makanya saya namakan saja ini ramalan”(hal.14). Menurut Pak Chappy, yang digunakannya pendekatan “biasa-biasa saja”. Dalam pemilihan presiden yang dilaksanakan secara langsung, yang akan menentukan adalah suara yang datang dari mereka yang berada di akar rumput (hal.16)

Tanpa maksud “ndisiki kersaning Allah”, kita tempatkan saja ramalan Pak Chappy sebatas sebagai ramalan, yang bisa salah bisa benar. Contoh itu saya pungut sekedar memberi penegasan kecermatannya sebagai pengamat dan pemerhati masalah-masalah sosial kemasyarakatan, ibarat wartawan yang senantiasa memelototi peristiwa yang terjadi dan merefleksikannya, kemudian ditulisnya untuk dibagi ke masyarakat pembaca. Kesemrawutan lalu lintas utamanya transportasi udara-bidang yang menjadi keahliannya- Pak Chappy cukup banyak memberi tanggapan, mulai dari soal disiplin-salah satu nilai yang dinilai rendah di kalangan masyrakat, yang menjadi perhatian utama juga oleh tokoh seperti Sayidiman Suryohadiprojo, belakangan kemudian diangkat oleh para peneliti besar seperti Lawrenge Harrison dan Samuel Huntington sebagai culture matters-perbandingan dengan Selandia Baru dan Singapura hingga kasus Pilot Marwoto.

Sebaliknya dalam Bab III “Apakah Anda Tahu”, banyak disampaikan informasi yang “lepas” dari amatan masyarakat utamanya media, misalnya tokoh Jimbot (hal.191-194) seorang anak pensiunan Kapten Polisi bernama asli Puji Vatikanto yang amat ahli dalam memperbaiki semua instrument musik tiup termasuk memperbaiki saxophone milik Pak Chappy, hingga kekonyolan-kekonyolan perilaku masyarakat kita (hal.211-215). Pengamatan dan kepiawaian menulis Pak Chappy, terjawab antara lain, ternyata bapaknya suka mengunjungi perpustakaan nasional di Museum Gajah (hal.202), kebiasaan membaca sejak kecil (hal.249). Tentang membaca dan menulis (hal.245-255) menurut Pak Chappy, membaca itu adalah kemauan sedangkan menulis itu keterampilan (hal.252)-jadi bisa dilatihkan.

Membaca draft buku Pak Chappy Hakim, saya membuat beberapa pengandaian mungkin malah kesimpulan. Dia seorang militer tulen, jelas – walau katanya tak bersita-cita jadi tentara- seorang pembaca buku dan pembaca perkembangan kemasyarakatan yang cermat, gaya tulisannya yang kadang-kadang serius kadang kadang jenaka, tentunya melengkapi sosok Marsekal Chappy Hakim. Niscaya buku semacam ini, catatan-catatan ringan yang reflektif menjadi bahan menarik untuk memperkaya dan menumbuhkan rasa empati dan simpati kemanusiaan kita.

Selamat Pak Chappy Hakim
Jakarta 8 Juli 2009
Jakob Oetama
Pemimpin Umum Kompas

Itulah tulisan kata pengantar Jakob Oetama pada buku saya ditahun 2009. Saya merasa tersanjung dan terhormat atas isi dan kesediaan beliau menulis Kata Pengantar dalam Buku Cat Rambut Orang Yahudi. Saya banyak belajar dari beliau, saya banyak berguru pada beliau.

Selamat Jalan Pak Jakob

Selamat Jalan Sang Guru.

Jakarta, Rabu 9 September 2020
Chappy Hakim

https://money.kompas.com/read/2020/09/09/183600526/rip-jakob-oetama

Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke