Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

DPR Heran Pagu Gaji Pegawai Balitbang Kementan Rp 498 Miliar, Output-nya Apa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi IV DPR RI mempertanyakan besarnya pagu anggaran belanja pegawai Balitbang Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021, yang di dalamnya mencakup gaji pegawai mencapai Rp 498,62 miliar.

Dalam rapat dengar pendapat Eselon I Kementerian Pertanian bersama Komisi IV DPR, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry memaparkan bahwa rancangan pagu anggaran Balitbangtan pada tahun 2021 sebesar Rp 1,7 triliun.

Anggaran tersebut mencakup belanja pegawai yang mencapai Rp 498,62 miliar dengan rincian gaji 5.770 PNS, serta tenaga honorer kurang lebih 2.000 pegawai. Anggota DPR Komisi IV, Sudin, lalu membandingkan gaji pegawai Balitbang Kementan dengan DPR. 

"Anggap 8.000 (pegawai). Rp 498 miliar dibagi 8 ribu, berarti rata-rata gajinya lebih besar dari anggota DPR Rp 62 juta lebih, cobalah hitung. Anggota DPR bawanya sedikit sekali. Saya juga bingung mau bicara apalagi," kata Sudin dalam rapat di Komisi IV Jakarta seperti dilansir dari Antara, Sabtu (12/9/2020).

Menanggapi hal tersebut Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menjelaskan, bahwa anggaran gaji pegawai juga termasuk pada tunjangan untuk profesor atau peneliti yang diberikan per bulan.

"Ada tunjangan operasional, Pak Ketua, seperti tunjangan profesor itu Rp5 juta per bulan," kata Fadjry.

Selain itu Sudin sebagai pimpinan rapat tersebut juga mempertanyakan belanja non-operasional Balitbangtan yang mencapai Rp 1 triliun.

Pagu anggaran belanja non-operasional ini antara lain meliputi penelitian, penyebaran informasi penelitian, produksi benih sumber dan sebar, upah harian lepas, kerja sama penelitian dengan perguruan tinggi, swasta, dan stakeholder lainnya.

"Belanja non-operasional ini sampai Rp 1 triliun, saya tidak permasalahkan seberapa pun anggarannya, tapi output-nya apa, mau Rp 10 triliun boleh, tetapi apa yang dihasilkan," kata Sudin.

Dalam paparannya Fadry menyebutkan pagu anggaran Balitbangtan 2021 mencapai Rp 1,72 triliun. Dari total pagu anggaran tersebut, sebesar 29,21 persen atau Rp 498,62 miliar digunakan untuk belanja pegawai yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan anak dan beras, tunjangan struktural/fungsional, dan uang makan pegawai.

Kemudian, sebesar 58,21 persen dari pagu tersebut atau Rp 1,01 triliun adalah untuk belanja non-operasional antara lain penelitian, upah harian lepas, kerja sama dengan perguruan tinggi, swasta, dan stakeholder, serta pemberdayaan kebun percobaan dan laboratorium, kemudian pengamanan aset, serta peningkatan kapasitas SDM peneliti dan pegawai.

Terakhir, porsi 12,58 persen dari pagu Balitbangtan atau sebesar Rp219,69 miliar adalah untuk belanja barang operasional antara lain pemeliharaan kantor, 157 laboratorium, dan 123 kebun percobaan seluas 4.673 hektare.

Penelitian kalung eucalyptus anti-corona

Sebelumnya, Balitbang Kementan berencana memproduksi massal kalung antivirus corona (Covid-19). Kalung tersebut dibuat dari tanaman eucalyptus, antivirus yang dipercaya bisa ampuh mematikan virus corona.

Balitbang Kementan mengklaim kalung "ajaib" dari eucalyptus ini sudah teruji di laboratorium Balitbangtan.

"Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus, mulai dari avian influenza hingga virus corona model yang digunakan. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus," kata Fadjry.

Berdasarkan uji molecular docking dan uji vitro di Kementan, minyak atsiri eucalyptus citridora dapat menginaktivasi virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus sehingga mempunyai kemampuan antivirus.

"Minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi," jelas dia.

Menurut dia, kalung eucalyptus tersebut bukan digunakan sebagai obat yang diminum. Bukan pula berbentuk vaksin.

Menurut dia, eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.

"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan," tegas Fadjry.

https://money.kompas.com/read/2020/09/12/091729926/dpr-heran-pagu-gaji-pegawai-balitbang-kementan-rp-498-miliar-output-nya-apa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke