Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, Jakarta memiliki porsi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Secara rerata, Jakarta menyumbang 17,7 - 18 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Oleh karena itu, bila perekonomian Jakarta mengalami guncangan, maka hal tersebut akan berdampak terhadap perekonomian secara nasional.
“Yang akan terjadi di DKI Jakarta (PSBB) akan berpengaruh besar kepada perekonomian Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Kecuk itu dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/9/2020).
Kendati demikian, Kecuk menyoroti penerapan PSBB yang dimulai sejak 14 hingga 27 September tidak akan seketat periode Maret sampai Juni lalu.
Dengan begitu, realisasi pertumbuhan ekonomi Jakarta pada kuartal III-2020 berpotensi tidak mengalami penurunan sedalam kuartal II-2020.
“Kalau kita lihat sebetulnya PSBB bukan PSBB total. Untuk kantor 25 persen masih masuk, kemudain untuk restoran makanan minuman boleh buka asal dibawa pulang,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik tuas rem darurat, dengan kembali memperketat PSBB, pada 14 hingga 27 September mendatang.
Pada periode PSBB kali ini, Anies masih memperbolehkan berbagai kegiatan dilaksanakan secara langsung, namun terdapat batasan-batasan yang telah ditentukan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2020.
https://money.kompas.com/read/2020/09/15/141044626/jakarta-psbb-lagi-bps-akan-berpengaruh-besar-ke-perekonomian-ri