Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenkeu soal Resesi: 92 Persen Negara di Dunia Alami Krisis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan memastikan Indonesia mengalami resesi tahun ini. 

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan negatif pada kuartal II lalu, yakni sebesar 5,32 persen, dan diproyeksi akan kembali negatif pada kuartal III ini.

Namun demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, sebanyak 92 persen negara di dunia bakal mengalami krisis tahun ini akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19).

Data tersebut bersumber dari perhitungan yang dilakukan oleh Bank Dunia.

"Bank Dunia untuk 2020 itu sudah menghitung bahwa lebih dari 92 persen negara di dunia, 92 persen itu akan krisis, akan negatif pertumbuhannya," ujar Febrio dalam video conference, Jumat (25/9/2020).

Sementara itu, dampak pandemi terhadap perekonomian yang dialami oleh Indonesia dinilai tak separah negara yang lain.

Meski demikian, Febrio mengatakan masih terlalu awal untuk mengeklaim Indonesia mampu menangani dampak Covid-19 terhadap kinerja perekonomian.

"Di antara itu semua, Indonesia termasuk relatif mild, mungkin too early kalau Indonesia dikatakan relatif efektif menangani dampak Covid-19 terhadap perekonomian," ujar dia.

Pemerintah pun telah menggelontorkan anggara sebesar Rp 696,2 triliun sebagai stimulus terhadap perekonomian tahun ini.

Dia mengatakan, realisasi anggaran perlindungan sosial di Indonesia mendapat sorotan dari Bank Dunia.

"Progres perlinsos (perlindungan sosial) kita luar biasa. Dari Rp 103 triliun, lebih dari 58 persen (realisasi anggarannya) tercapai. Ini menjadi strategi yang harus dilakukan," ujarnya.

Untuk diketahui, pada kuartal III ini pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan kembali mengalami kontraksi di kisaran -2,9 persen hingga -1 persen.


Adapun untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian akan berada di kisaran -1,7 hingga -1,6 persen.

Febrio pun berharap, pada kuartal IV tahun ini kinerja perekonomian kian membaik.

Di sisi lain, pemerintah juga berambisi agar kinerja perekonomian bisa kembali pulih memasuki tahun 2021.

Pemerintah pun di dalam RAPBN 2021 menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 pesen.

"Kalau kita lihat 2020 itu basis pertumbuhannya rendah, sehingga tumbuh 4,5 persen hingga 5,5 persen itu harusnya realistis di 2021," ujar Febrio.

"Tapi, memang bukan tanpa kerja keras, harus kita lakukan berbagai kebijakan ke arah yang membuat perekonomian makin kuat untuk pulih dan tenaga kerja juga kian pulih," jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/09/25/134300726/kemenkeu-soal-resesi-92-persen-negara-di-dunia-alami-krisis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke