Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengusaha: Tahun 98 yang Sakit Ekonominya...

"Tahun 98, itu yang sakit ekonominya tapi masyarakatnya enggak ada masalah makanya UMKM, ekspor itu jalan. Nah, yang tahun 98 kena itu kan sektor properti, perbankan. Kalau 2020, pandemik ini yang kena masyarakatnya yang isinya kesehatan," katanya dalam peluncuran dan diskusi Program Pekerjaan Layak Nasional 2020-2025 secara daring, Rabu (30/9/2020).

Pada krisis moneter tersebut, lanjut dia, sisi permintaan (demand) atau daya beli masyarakat masih ada. Namun, saat ini daya beli masyarakat menurun drastis sehingga berdampak terhadap tenaga kerja. Termasuk UMKM yang selama ini menjadi penyangga perekonomian juga turut terpengaruh signifikan.

'Itu yang membedakan sehingga pada tahun 98, demand itu masih ada. 2020 ini, demand itu tiba-tiba hilang dan ini jadi masalah besar. Oleh karena itu, sektor UMKM terpukulnya sangat parah. Karena demand tiba-tiba hilang, penghasilannya sangat drop dan itulah yang membuat banyak tenaga kerja dirumahkan. Otomatis konsumsinya secara nasional turun di level rumah tangga sebetulnya," paparnya.

Dampak pandemi pun mengimbas ketenagakerjaan, karena banyaknya dunia usaha yang terpukul.

"Kalau kita bicara dari dunia kerja sulit sekali. Pada saat perusahaan itu mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis bagaimana dia mau bertahan. Saya ambil contoh pariwisata misalnya, seperti di Bali. Hampir 90 persen hotelnya tutup. Ya mau bagaimana lagi mempertahankan karena usahanya rugi," katanya.

Namun lanjut dia, yang terpenting saat ini adalah penanganan wabah virus corona (Covid-19) terlebih dahulu agar bisa mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Kalau melihat situasinya, selama pandemi ini tidak bisa diatasi dan masyarakat masih takut beraktivitas, tidak ada demand masih," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/09/30/160600226/pengusaha--tahun-98-yang-sakit-ekonominya-

Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke