Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saatnya Koleksi Saham Telekomunikasi, Ini Sebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham emiten-emiten di sektor telekomunikasi regional Asia Pasifik mengalami koreksi yang cukup signifikan selama pandemi Covid-19.

Penurunan harga ini tdak hanya dirasakan emiten telekomunikasi di dalam negeri, koreksi serupa juga dialami oleh raksasa telekomunikasi di negara tetangga.

Equity Analyst Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani menyatakan, kinerja harga saham dari pemain besar di kawasan tersebut seperti SingTel, Axiata, Telstra, hingga Telkom Indonesia terdampak pandemi.

"Jika kita perhatikan kinerja saham regional sepanjang pandemi kompak mengalami penurunan. Per data tanggal 28 September 2020, year to date (ytd) SingTel -37,1 persen, Axiata -29,5 persen, dan Telstra -19,8 persen," kata Selvi dalam laporannya, Kamis (1/10/2020).

Dalam pantauan Samuel Sekuritas, koreksi harga saham juga dialami oleh tiga emiten telekomunikasi besar di dalam negeri. Di mana sejak awal tahun, saham Telkom Indonesia (TLKM) koreksi 35,5 persen, senada dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang turun 35,5 persen, dan PT Indosat Tbk (ISAT) merosot 31,6 persen.

Penurunan kinerja saham-saham tersebut sedikit banyak membuat IHSG tertekan 22,7 persen.

Menurut Selvi, setidaknya ada dua penyebab utama harga saham raksasa telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik terkoreksi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.

Pertama, kondisi secara global mempengaruhi kinerja saham telekomunikasi regional maupun domestik. Ia melihat adanya switching preferensi investor ke sektor yang lebih menarik seperti teknologi dan farmasi.

"Selain itu kondisi market uncertainty akibat pandemi membuat investor berpindah ke kelas-kelas aset yang dianggap lebih aman," ujar Selvi.

Ia menilai, perbaikan kinerja saham sektor telekomunikasi nasional sangat bergantung pada perkembangan pandemi Covid-19 dan strategi pemerintah dalam memulihkan ekonomi.


"Namun sektor telco diproyeksi menjadi salah satu sektor yang resilience, dengan dampak minim pada kinerja sebab kebutuhan masyarakat akan akses data dan informasi semakin meningkat," jelasnya.

Terkait dengan pergerakan harga saham pemain lokal seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menurut Selvi memiliki pengaruh yang besar terhadap IHSG secara keseluruhan.

TLKM sebagai emiten dengan bobot 4,5 persen dari indeks dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 253,5 triliun alias terbesar keempat pada IHSG, membuat pergerakan harga sahamnya cukup signifikan dalam mempengaruhi harga indeks.

"Saat ini kami melihat foreign outflow yang mempengaruhi pergerakan saham TLKM. Tapi kondisi ini tidak hanya pada TLKM saja, namun juga pada saham berkapitalisasi besar lainnya di sektor perbankan dan konsumer. Karena di indeks IHSG sendiri juga terjadi net foreign sell hingga Rp 60 triliun," jelas Selvi.

Meski investor asing banyak yang melepas saham TLKM, namun Selvi menilai hal tersebut tidak perlu dirisaukan. Sebab secara fundamental kinerja TLKM cukup kuat.

Dengan mempertimbangkan permintaan layanan telekomunikasi yang akan tetap tinggi di tengah pandemi. Selvi merekomendasikan beli untuk saham TLKM dan emiten telekomunikasi lainnya karena memang menarik untuk dikoleksi.

"Kami masih optimis dengan pertumbuhan kinerja saham-saham telko, di mana kebutuhan akan data, komunikasi dan informasi kini menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat," katanya.

https://money.kompas.com/read/2020/10/01/184618826/saatnya-koleksi-saham-telekomunikasi-ini-sebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke