Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Ubah Perilaku Masyarakat Gunakan Transportasi Publik?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Yayat Supriatna menyatakan, pandemi Covid-19 dapat menjadi faktor pendorong perubahan budaya bertransportasi publik.

Hal ini terlihat dari sejumlah perilaku masyarakat dalam menggunakan transportasi umum di tengah pandemi.

“Masyarakat menjadi lebih teratur dalam hal antrean, disiplin penggunaan masker, tidak mengobrol saat berada di bus dan kereta KRL atau MRT, serta jaga jarak saat berada di bus atau kereta api," kata Yayat dalam keterangannya, Jumat (2/10/2020).

Lebih lanjut, Yayat menjelaskan jika operator transportasi dikelola dengan baik serta mendapat arahan yang jelas, ternyata bisa mendorong perubahan.

“Artinya, pandemi telah mendorong struktur yang membangun atau mengubah kultur," ujar Yayat.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menjelaskan, situasi perubahan tersebut terjadi karena adanya partisipasi semua pihak tidak terkecuali kesadaran dari para pengguna transportasi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dalam melaksanakan protokol kesehatan.

“Tentunya pemerintah berterima kasih atas partisipasi dan kesadaran yang semakin meningkat di kalangan pengguna transportasi, “ jelas Polana.

Menurut dia, kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyusun regulasi dan menerapkan potokol kesehatan di sektor transportasi bersama operator dan stakeholder lainnya pada akhirnya membuahkan hasil, meski proses yang dilalui tidak mudah.

Ia menyebut, pemerintah akan terus menyikapi kondisi ini dengan berbagai langkah yang diharapkan mendorong perubahan-perubahan positif yang lain.

Misalnya tentang implementasi kebijakan transportasi ramah lingkungan dengan mendorong peningkatan penggunaan Non Motorized Transportation (NMT).


Kondisi saat ini, menurut Polana, lebih memberikan peluang untuk mendorong jalan kaki dan bersepeda menjadi pilihan masyarakat bertransportasi untuk jarak-jarak yang terjangkau dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

”Pemanfaatan Non Motorized Transportation juga dapat dilakukan pada tahapan first mile maupun last mile saat menggunakan angkutan umum massal,” tutur dia.

Bahkan, bagi para pengguna sepeda, saat ini BPTJ tengah menyiapkan fasilitas bagasi gratis bagi pengguna Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) yang membawa sepeda lipat.

“Dengan rencana tersebut, pengguna bus yang tinggal di kawasan Jabodetabek dapat membawa sepeda untuk digunakan pada tahapan first mile dan last mile setelah menggunakan angkutan umum massal,” terang Polana.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga menjadi momentum BPTJ untuk melakukan berbagai pembenahan terkait layanan dengan memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan layanan transportasi publik yang lebih sehat dan efisien.

“Contohnya melalui peluncuran layanan e- ticketing di Terminal Tipe A Jatijajar Depok dan aplikasi Lacak Trans oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia,” ujar Polana.

Menurut dia, saat ini jumlah penumpang angkutan umum mengalami penurunan dibandingkan pada kondisi normal. Momen ini menjadi kesempatan untuk melakukan pembenahan melalui penerapan layanan e-ticketing.

“Harapannya setelah pandemi usai, e-ticketing akan menjadi kelengkapan layanan terminal. Sementara di tengah pandemi ini, layanan e-ticketing ini diharapkan dapat membantu mengurangi potensi kontak fisik secara langsung,” ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/10/02/051800926/pandemi-ubah-perilaku-masyarakat-gunakan-transportasi-publik-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke