Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rekor, Harga Saham BRI Syariah Meroket Dua Kali Lipat dalam 2 Bulan

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT BRI Syariah Tbk atau Bank BRI Syariah meroket pada perdagangan saham hari ini, Selasa (13/10/2020). Lonjakan harga saham juga diikuti dengan kenaikan volume transaksi saham dengan kode emiten BRIS tersebut.

Anak perusahaan Bank BRI ini menempati posisi teratas atau top gainer sejak pembukaan perdagangan saham pagi tadi. Sahamnya sempat menguat 25 persen ke level Rp 1.125 atau nyaris menyentuh batas atas penolakan otomatis (autorejection).

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi perdagangan pertama harga tertinggi saham BRIS mencapai 1.125. Naik dibandingkan pada penutupan perdagangan sehari lalu yakni sebesar Rp 1.090.

Saham BRIS memang mengalami kenaikan pesat sejak Juli 2020 lalu. Tren harga saham bank syariah ini selalu naik. Pada 15 Juli lalu harga sahamnya sebesar Rp 490 dan 3 Agustus sahamnya masih Rp 515. Tepat pada 2 bulan lalu atau 13 Agustus, harga saham BRIS ditransaksikan Rp 585. 

Lalu pada 1 September harga per lembar sahamnya sudah menyentuh Rp 975. Dan kini harga sahamnya sudah berada di level 1.125 atau sudah naik dua kali lipat lebih sejak dua bulan ke belakang.

Mengutip data BEI pada perdagangan saham sesi pertama, volume perdagangannya tercatat sebesar 631.901.900 dengan nilai Rp 672,45 miliar. Bahkan pada sesi berikutnya, sempat di atas Rp 900 miliar atau hampir menyentuh Rp 1 triliun.

Sebagai informasi, BRI Syariah direncanakan akan dimerger dengan bank syariah lain milik bank Himbara atau bank BUMN seperti Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN memang berencana menggabungkan atau melakukan merger bank-bank syariah pelat merah dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2021.

Sebagai informasi, dalam keterbukaan informasi, BRIS dinyatakan menjadi surviving entity dari tiga bank syariah BUMN, yakni BRISyariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

"Memperhatikan Perjanjian Penggabungan Bersyarat, setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dan pemegang saham BNIS dan BSM akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan," tulis keterbukaan informasi BRIS. 

Keterbukaan informasi juga menyebutkan, ketiga bank syariah BUMN telah menyepakati penggabungan dan telah menadatangani suatu perjanjian penggabungan bersyarat pada Senin (12/10/2020).

Adapun konferensi pers dan penandatanganan conditional merger agreement (CMA) bakal diadakan pada pukul 15.00 WIB hari ini, Selasa (13/10/2020).

"Penggabungan yang direncanakan hanya akan menjadi efektif setelah diperolehnya persetujuan-persetujuan dari otoritas-otoritas yang berwenang, dan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis keterangan itu.

Nantinya pasca-mega merger, aset bank syariah ini bakal tembus Rp 245,87 triliun. Angka itu didapat dari posisi aset tiga bank syariah anak usaha Bank BUMN dan satu UUS per Juni 2020.

Aset terbesar dimiliki PT Bank Syariah Mandiri dengan total aset sebesar Rp 114,4 triliun pada Juni 2020 atau meningkat 13,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Kemudian disusul dengan BNI Syariah dengan aset Rp 50,78 triliun atau tumbuh 17,8 persen yoy dan BRI Syariah tumbuh 34,7 persen yoy sebesar Rp 49,6 triliun. Adapun aset UUS BTN Rp 31,09 triliun atau tumbuh 6,5 persen yoy.

Apabila seluruh bank syariah milik Bank Himbara digabung, maka total aset perbankan syariah BUMN akan menjadi Rp 208 triliun.

(Sumber: KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya | Editor: Erlangga Djumena)

https://money.kompas.com/read/2020/10/13/140211826/rekor-harga-saham-bri-syariah-meroket-dua-kali-lipat-dalam-2-bulan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke