Lesunya perekonomian menyebabkan banyak perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya.
Terkait itu, Financial Consultant Prita Hapsari Ghozie mengingatkan pentingnya dana darurat untuk menghadapi kemunginan yang tak terduga termasuk resesi ekonomi.
"Secara khusus dana darurat itu digunakan untuk menghadapi berbagai kondisi tak terduga dalam kehidupan. Biasanya ketika terjadi resesi orang-orang akan mencari cara untuk aman, untuk itu orang harus mengencangkan dana daruratnya," ujarnya dalam virtual media briefing Tokopedia, Rabu (14/10/2020).
Menurut dia, besaran dana darurat yang harus dipersiapkan adalah sebesar 12 kali dari pengeluaran rutin bulanan.
"Pengeluaran kita itu dikalikan 12, berarti apabila pengeluaran rutin kita itu sebanyak Rp 5 juta, maka dana darurat yang harus kita buat adalah Rp 60 juta. Itu cukup safe-lah, untuk anggaran rumah tangga," ucapnya.
Prita mengatakan, dana darurat tersebut bisa disimpan sementara waktu ke instrumen investasi, seperti reksadana pasar uang. Sehingga dana darurat tersebut bisa berkembang sebelum ditarik atau digunakan.
Dia mengingatkan, pemilihan instrumen perlu diperhatikan dengan hati-hati agar target yang diincar sesuai dengan yang diharapkan.
"Jadi kalau memilih juga harus hati-hati. Bisa mengalokasikan ke emas juga enggak masalah. Setidaknya kita tahu risiko atau plus-minus dari instrumen yang kita pilih tersebut," jelas dia.
https://money.kompas.com/read/2020/10/14/173800626/pengeluaran-rp-5-juta-per-bulan-berapa-jumlah-dana-darurat-yang-harus