KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA
Salin Artikel

Quarter Life Crisis, Hal Wajar yang Dialami Manusia Usia 20-an, tapi Tetap Saja Menakutkan

SEJAK dulu, manusia senang sekali mengotak-ngotakkan sesama manusia. Contohnya dalam menyebut nama seseorang dengan panggilan si gagal, si sukses, si kaya, si miskin, si pintar, si bodoh, si aneh, dan masih banyak lagi. Kotak-kotak tersebut akhirnya menciptakan stigma atau label yang menakutkan di masyarakat secara turun-temurun.

Lalu, bagaimana bisa manusia menciptakan stigma yang ditakuti oleh generasi berikutnya? Mari kita ambil beberapa contoh sederhana.

“Lihat tuh, si Norak yang suka pakai baju tabrakan lagi ke sini”, “Eh, kalian tahu nggak si Ani.. itu lho yang gagal nikah, kasihan yah enggak laku-laku”, atau “Eh, kalian hati-hati deh berteman sama si Budi. Dia itu suka banget lho utang enggak pernah dibalikin, enggak bener tuh anak.”

Ungkapan-ungkapan bernada stigma dan label tadi sering kita dengar di masyarakat. Bahkan, saking seringnya, hal tersebut bisa tertanam di alam bawah sadar dan menjadi momok yang menakutkan. Akhirnya, berkali-kali kita bicara pada diri sendiri, “Jangan sampai aku jadi orang kayak begitu...”.

Quarter life crisis

Lalu, kita pun semakin takut menjadi manusia yang gagal di usia 20-an. Kita takut kalau berakhir miskin dan sangat bergantung dengan orang lain. Kita juga takut tidak berhasil dalam kehidupan percintaan, dan masih banyak ketakutan lainnya yang sudah tertanam kuat di alam bawah sadar.

Lambat laun, jika kita tak bisa mengontrol ketakutan itu dengan baik, terjadilah quarter life crisis (QLC) atau krisis di masa usia seperempat abad.

Sebenarnya, stigma dan label kepada manusia lain dimaksudkan untuk mengontrol kehidupan sosial kita atau biasa disebut social control. Dua hal itu berfungsi sebagai cara manusia survive menjadi masyarakat yang lebih baik, lebih unggul, dan lebih kuat di generasi berikutnya.

Masalahnya, tidak semua orang kuat menghindari jaring label kegagalan tadi di masyarakat. Akhirnya, kita merasa terkekang dan kadang merasa panik karena tak bisa berbuat apa-apa.

Untuk itulah, generasi usia 20-an harus mengenal dirinya sendiri. Caranya bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan seperti “siapa kamu?”, “apa yang kamu inginkan dalam hidup?”, dan “bagaimana cara mengejar target-target tersebut?”.

Setiap orang pasti punya jawaban berbeda. Jadi, sebagai generasi usia 20-an, kamu tidak perlu merasa takut bila memiliki target yang berbeda dengan orang lain.

Nah, target dalam hidup ini penting banget untuk menjaga fokus berpikir kita.
QLC juga bisa terjadi jika dari awal kita enggak benar-benar tahu apa yang kita inginkan dalam hidup. Kita jarang membuat keputusan untuk diri sendiri. Sebab, segala langkah dari SD hingga lulus kuliah sudah terbiasa diputuskan oleh orang lain.

Bagaimana generasi usia 20-an bisa tahu dan mampu dengan tegas membuat keputusan sendiri dengan segala risiko yang ada jika selama 20 tahun banyak keputusan besar diambil oleh orang lain?

#BeraniKomit

Maka biasakanlah #BeraniKomit. Saat membuat keputusan, bertanggung jawablah dengan keputusan tersebut supaya saat QLC itu mulai terasa, kamu sudah lebih siap secara mental.

Saat membuat target, lalu diiringi dengan membuat keputusan-keputusan (decisions making) untuk mengejar target-target tersebut, kita butuh perencanaan. Dua aspek perencanaan yang sangat penting adalah timeline dan keuangan.

Pertama, kita bahas pentingnya timeline. Target yang tidak disertai deadline waktu yang jelas akan mudah terlupakan dan menguap seiring berjalannya waktu.

Saat kita lupa dengan target-target kita, maka siap-siap QLC akan datang menghantui karena kita enggak punya pijakan jelas apa yang kita inginkan. Kebingungan dan perasaan hilang adalah pemantik utama QLC.

Jadi, berikanlah timeline untuk setiap target yang ingin dicapai. Tidak masalah jika pada akhirnya target itu terlewati. Jauh lebih baik terlambat mengejar target daripada tidak jelas target apa yang ingin kamu kejar.

Aspek penting perencanaan berikutnya adalah keuangan. Dalam mengejar target, kita harus realistis. Target yang besar akan terasa sedikit lebih ringan jika kita breakdown ke dalam perencanaan keuangan yang lebih rinci dalam kurun waktu tertentu.

Misalnya, target membeli rumah seharga Rp 1 miliar atau Rp 2 miliar akan terlihat besar. Namun, target tersebut akan lebih realistis jika kita breakdown dengan perencanaan keuangan yang jelas, dalam kurun waktu sekian tahun #BeraniKomit menyisihkan uang tiap bulannya.

Dana jaga-jaga

Nah, memulai untuk #BeraniKomit itu memang susah-susah gampang dan dibutuhkan kemauan juga konsistensi.

Sebelum mencapai target yang besar, kamu bisa melatih dengan memulai komitmen dari hal kecil. Salah satunya dengan menyiapkan dana jaga-jaga di era pandemi seperti saat ini.

Menabung Rp 500.000 per bulan untuk dana jaga-jaga bisa jadi awal yang baik. Jika dihitung, minimal kita #BeraniKomit menyisihkan uang Rp 17.000 per hari. Berani?

Target yang besar memang terlihat menakutkan, tapi ingat apa menariknya hidup kalau setiap menemukan sesuatu yang menakutkan, kamu selalu menghindar. Ingat tadi di awal, tegaskan apa yang benar-benar kamu inginkan lalu kejar target tersebut.

Mungkin si A ingin beli rumah pertama di usia 27 tahun, tapi si B punya impian sudah pernah jalan-jalan di 20 negara pada usia 27 tahun. It’s okay! Target setiap orang sangat boleh berbeda-beda. Hal yang paling penting adalah jelas apa targetnya, jelas kapan kamu menginginkannya, dan #BeraniKomit dalam perencanaan keuangan.

Maka, mulailah membuat targetmu dan mengejarnya. Buat hidupmu terasa lebih hidup. Masa muda adalah masa yang menyenangkan, jangan biarkan masa mudamu habis terbakar percuma karena rasa takut dan gelisah. Kamu punya power untuk membuat keputusan. Kamu punya power untuk mengejar apa pun yang kamu inginkan.

Nah, untuk membantu kamu membangun pondasi keuangan yang kuat dalam mengejar target, ini saatnya kamu mulai mewujudkan.

Misalnya, dengan mulai membuka Tahapan Berjangka lewat KlikBCA #DiRumahAja. Setelah menentukan jumlah komitmen, nantinya rekening tabungan utama kamu akan di-autodebet sesuai jumlah komitmen dan masuk ke rekening Tahapan Berjangka. Dengan begitu, enggak akan ada kata lupa.

Mulai sekarang, belajar untuk #BeraniKomit dalam mengejar targetmu demi masa depan yang lebih baik. Ini adalah solusi agar kamu tetap fokus dengan apa yang kamu inginkan. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bahwa kamu punya alasan kuat untuk bangun pagi dan memulai hari.

https://money.kompas.com/read/2020/10/21/080300026/quarter-life-crisis-hal-wajar-yang-dialami-manusia-usia-20-an-tapi-tetap-saja

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke