JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi pandemi Covid-19 hingga kini belum usai, padahal tidak lama lagi akan tutup tahun 2020 dan memasuki tahun 2021.
Lalu, bagaimana strategi investasi di tahun 2021 yang penuh dengan ketidakpastian ?
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh para investor agar investasi dengan harapan imbal hasil tidak surut lantaran ketidakpahaman investor akan strategi yang tepat.
“Strategi investasi untuk tahun 2021 tetap pilih perusahaan yang baik, yang earningnya positif dan tetap bisa menghasilkan keuntungan,” kata Aria dalam Capital Market Summit & Expo, Kamis (22/10/2020).
Aria mengatakan, investor juga harus memahami andai kata perusahaan go public yang mengalami perlambatan dalam kinerjanya.
Strategi perusahaan untuk mempertahankan eksistensi bisnis perlu menjadi pertimbangan investor.
Dia bilang, penyesuaian strategi secara efisien pada perusahaan guna mempertahankan kriteria pendapatan tetap positif cukup penting bagi investor. Dengan begitu fundamental perusahaan teruji dalam kondisi-kondisi yang bergejolak.
“Andaikan memang perusahaan mengalami perlambatan, kita bisa melihat bagaimana manajemen bisa menguasainya dengan baik. Kalaupun terjadi penurunan, tentunya penurunan tidak telalu dalam,” jelas dia.
Aria juga menyarankan, investor untuk mencari perusahaan yang masih memiliki pertumbuhan dalam kinerjanya, seperti laba korporasi yang positif, dan supply demand yang seimbang.
“Kita melihat masih ada bebeapa emiten yang bisa memertahankan pertumbuhan. Paling tidak jika ada perlambatan, perlambatan tidak terdalu dalam,” jelas dia.
Lalu, hal terpenting yang menjadi pertanyaan adalah, kapan investor harus mulai membeli saham? Anda tentunya harus mengingat, ketika kondisi-kondisi tidak terduga yang berdampak pada valuasi saham yang mengalami penurunan, hal ini justru bisa dimanfaatkan untuk potensi cuan yang lebih tinggi.
“Pelemahan-pelemahan harga itu, ketepanan dimana kita bisa beli. Kondisi seperti ini adalah kondisi sangat bagus ketika kita bisa memilih sahamyang sangat murah. Saat ada pelemahan, kekhawatiran , itu adalah kesempatan kita untuk akumulasi beli perusahaan yang bagus,” ujar dia.
Kemudian, Aria mengingatkan agar investor tetap membagi risiko investasi dengan diversifikasi. Dengan melakukan diversifikasi, maka akan meminimalisir risiko kerugian investor.
“Jadi jumlah emiten yang kita beli boleh kita bagi, jangan cuma fokus pada satu emiten saja, jadi bisa diabgi 5-10 emiten,” jelas dia.
https://money.kompas.com/read/2020/10/23/090615726/agar-tetap-cuan-begini-strategi-investasi-untuk-tahun-2021