Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER DI KOMPASIANA] Setahun Jokowi-Ma'ruf | Hari Santri Nasional | Ulang Tahun ke-12 Kompasiana

KOMPASIANA--Pada masa setahun pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin masalah komunikasi politik kepada publik dianggap paling kentara. Akibatnya, muncil investasi kekecewaan dari publik.

Pemerintah mesti membuka komunikasi politik agar proses pembuatan kebijakan yang ditujukan kepada publik lebih bersifat dialogis. Mendengarkan dan menyerap aspirasi rakyat.

Akibatnya, sejumlah produk kebijakan publik seringkali diikuti dengan berbagai kontroversi dan protes.

Maka tidak heran jika banyak sekali yang menilai bahwa setahun Joko Widodo dan Ma'ruf Amin justru makin jauh berjarak dengan rakyat.

Selain kritik dan analisis mengenai tahun pertama pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, pada pekan ini juga Kompasiana diramaikan konten-konten hari santri hingga perayaan 12 tahun Kompasiana.

Inilah 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana dalam sepekan:

1. Ketika Presiden Jokowi Tanpa Beban Politik, Kenapa Banyak Intrik?

Satu hari satelah dilantik, publik berharap pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin akan ngebut, tancap gas dalam mengeksekusi berbagai program yang telah dicanangkan, termasuk yang dipaparkan sewaktu kampanye pilpres.

Menurut pandangan Kompasianer Irwan Rinaldi, ada kekhawatiran bahwa pandemi akan semakin sulit dibendung, justru karena pembatasan sosial yang diperlonggar untuk menggerakkan ekonomi.

Lebih lanjut, protes kepada pemerintah berlanjut kala DPR menyetujui RUU Cipta Kerja Omnibus Law yang digagas oleh Pemerintah.

"Tampaknya UU Cipta Kerja bisa ditafsirkan sebagai buah dari kepemimpinan tanpa beban politik," tulis Kompasianer Irwan Rinaldi.

Maksudnya, Jokowi berani melakukan tindakan yang tidak populer, namun untuk jangka panjang diyakini akan terasa manfaatnya bagi masyarakat banyak. (Baca selengkapnya)

2. Hari Santri: Berjihad Tanpa Henti Membangun Kesehatan Pesantren

Masalah kesehatan, rasa-rasanya, menjadi fokus utama pada beberapa bulan belakangan ini. Memang tekait pandemi covid-19, namun menjadi titik balik untuk memperbaiki hingga membangun fasilat kesehatan yang lebih baik lagi.

Seperti halnya Kompasianer Abdul, kita tidak bisa memungkiri jika masih banyak pesantren yang tidak dapat perhatian baik guna menyelesaikan masalah kesehatan.

Kasus penyakit klasik pesantren yang berhubungan buruknya sanitasi misalnya diare dan ISPA masih sangat sering ditemukan. Apalagi untuk penyakit kulit, kita tak sulit untuk menemukan santri gudikan yang sibuk menggaruk-garuk gatal di pagi dan malam hari.

Hari Santri tahun ini, tulis Kompasianer Abdul, seyogianya menjadi momen pemantik semangat berjihad memperbaiki kesehatan menyeluruh di lingkungan pesantren.

"Mesti segera diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah yang konkrit dan konsisten untuk mengatasi semua permasalahan kesehatan yang sudah bertahun-tahun bercokol di lingkungan pesantren," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Seni Bertetangga di Desa: Merawat Tradisi, Mengawetkan Budaya, dan Menguatkan Solidaritas

Nikmatnya bertetangga, dengan segala masalah sosial yang ada, adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama. Saat ada hajatan, misalnya.

Kegiatan yang cukup menonjol, tulis Kompasianer Suradin, adalah persiapan konsumsi: ibu-ibu terlihat sangat sibuk memasak segala jenis makanan.

Di desa, ketika dilangsungkan suatu hajatan, warga akan datang berbondong-bondong untuk menyukseskan suatu acara.

"Satu warga punya hajatan, hampir semua warga akan mengambil bagian. Mereka memberikan kontribusi dan sumbangsih tanpa pamrih," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

4. Gerakan Yoga Ini Efektif Mengecilkan dan Mengencangkan Perut

Yoga merupakan aktivitas fisik yang melibatkan meditasi dengan teknik peregangan, pernapasan, keseimbangan, dan kelenturan tubuh untuk mencapai keselarasan dan harmoni antara emosi, jiwa, mental, spiritualitas, dan tubuh kita.

Maka, dengan semakin kita malakukan yoga akan mengasah fokus mental dan membuang racun keluar dari dalam tubuh.

Namun, setelah banyak melakukan yoga, ternyata Kompasianer Lilik Fatimah bisa mendapat manfaat lain: mengecilkan dan mengecangkan perut.

"Selain aman, olahraga Yoga ada gerakan efektif khusus untuk mengolah otot-otot di sekitar area perut," tulis Kompasianer Lilik Fatimah.

Mau tahu gerakan-gerakan apa saja dalam yoga? Silakan baca selengkapnya di sini.

5. Yang Terpisah Lalu Dipertemukan di Kompasiana

Kompasianer Listhia HR ingat betul ketika artikelnya pertama kali mendapat tempat Headline di Kompasiana.

"Opa (Tjiptadinata Effendi) adalah kompasianer pertama yang memberi saya rambu-rambu. Memberi tahu saya bahwa ternyata tulisan saya berkesempatan menjadi Headline," tulisnya.

Bermula dari perkenalan dan sapaan lewat kolom komentar itu, Kompasianer Listhia HR membuat kita dikenal lewat tulisan.

Dari tulisan yang dibuat di Kompasiana, membuat makin banyak saling mengenal penulisnya seiring sering membaca pikirannya. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2020/10/24/161050126/populer-di-kompasiana-setahun-jokowi-maruf-hari-santri-nasional-ulang-tahun-ke

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke