Hingga 5 Oktober, Bank Beri Restrukturisasi ke 7,53 Juta Nasabah

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan restrukturisasi kredit perbankan hingga 5 Oktober 2020 sudah mencapai Rp 914,65 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, restrukturisasi disalurkan kepada 7,53 juta debitur.

Debitur tersebut terdiri dari debitur UMKM 5,88 juta, dan debitur non-UMKM mencapai 1,65 juta debitur.

"OJK menelurkan berbagai kebijakan, membantu masyarakat sektor UMKM dan pelaku usaha di mana kebijakan ini bersifat preventif," kata Wimboh dalam konferensi pers Perkembangan Sektor Jasa Keuangan, Senin (2/11/2020).

Sementara restrukturisasi di perusahaan pembiayaan (PP) pada 27 Oktober 2020 sudah mencapai Rp 177,66 triliun yang diberikan kepada 4,79 juta debitur.

Adapun realisasi restrukturisasi kredit lembaga keuangan mikro (LKM) Rp 26,44 miliar dan bank wakaf mikro mencapai Rp 4,52 miliar per 31 Agustus 2020.

"Lembaga keuangan mikro ini jumlahnya memang tidak terlalu besar, termasuk juga bank wakaf mikro," ucap Wimboh.

Mengingat masih dibutuhkannya kebijakan restrukturisasi langsung lancar alias POJK 11/2020, OJK telah memperpanjang kebijakan tersebut hingga Maret 2020.

Wimboh bilang, perpanjangan kebijakan akan menekankan penerapan manajemen risiko bank yang lebih memadai, mencakup penilaian kemampuan bertahan dan prospek usaha debitur oleh bank, serta penilaian kecukupan CKPN.

Selanjutnya mengenai penempatan dana pemerintah, Wimboh mengaku regulator akan melakukan monitoring atas realisasi penyaluran kredit yang di-leverage hingga 3 kali lipat itu.

"Kami berharap paket kebijakan tersebut akan dapat mendorong penyaluran kredit lebih tinggi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi," pungkas Wimboh.

Informasi saja, Bank Himbara telah menyalurkan kredit Rp 166,39 triliun dari dana yang ditempatkan sebesar Rp 47,5 triliun, BPD menyalurkan Rp 17,39 triliun dari Rp 14 triliun, dan bank syariah menyalurkan Rp 1,7 triliun dari Rp 3 triliun dana yang ditempatkan.