JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dengan adanya perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), maka upaya yang dilakukan Indonesia adalah mengambil peluang pengapalan produk dalam negeri ke AS.
Khususnya bagi jenis-jenis produk yang mendapat fasilitas GSP dari Pemerintah AS.
Selain itu, Indonesia juga berpeluang meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk yang selama ini diisi oleh Thailand.
Berdasarkan hasil review, terdapat beberapa produk ekspor Thailand yang tidak lagi mendapatkan fasilitas GSP dari AS.
“Dengan demikian, produk kita bisa lebih kompetitif dibandingkan Thailand, sehingga kita berpeluang meningkatkan ekspor dan mengisi pasar di AS dengan merebut pangsa pasar Thailand tersebut,” kata Agus melalui keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).
Beberapa produk yang berpeluang untuk ditingkatkan pangsa pasarnya adalah pompa bahan bakar/pelumas (HS 8413.30.90), kacamata (HS 9004.90.00), sepeda motor dengan piston (HS 8711.50.00), wastafel/bak cuci (HS 6910.10.00), papan/panel/konsol/meja (HS 8537.10.91), sekrup dan baut (HS 7318.15.80), alat kelengkapan pipa dari tembaga, perangkat makan (HS 3924.10.40), serta bingkai kayu untuk lukisan (HS 4414.00.00).
Pada Januari-Agustus 2020, total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang menggunakan fasilitas GSP meningkat hingga 10,6 persen menjadi 1,9 miliar dollar AS dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal ini mendorong peningkatan total ekspor ke AS sebesar 1,56 persen pada periode tersebut.
“Meskipun tren pertumbuhan ekspor beberapa produk unggulan kita mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pandemi, ternyata ekspor ke AS menunjukkan peningkatan yang didukung oleh ekspor produk-produk yang masuk dalam GSP,” kata Agus.
Produk unggulan ekspor GSP Indonesia hingga Agustus 2020 berdasarkan level HS 8-digit meliputi matras dari bahan karet maupun plastik dengan nilai capaian ekspor 185 juta dollar AS. Kalung dan rantai emas nilai ekspornya capai 142 juta dollar AS, tas bepergian dan olahraga (104 juta dollar AS), minyak asam dari pengolahan kelapa sawit (84 juta dollar AS), serta ban pneumatik radial (82 juta dollar AS).
Dalam periode tersebut, ekspor nonmigas Indonesia ke AS mencapai 11,8 miliar dollar AS atau naik mendekati 2 persen dibandingkan periode yang sama di 2019.
Peningkatan ini bahkan terjadi saat impor AS dari seluruh dunia turun 13 persen.
Sebagaimana diketahui, pada 30 Oktober 2020, melalui United States Trade Representative (USTR), Pemerintah AS telah memperpanjang fasilitas GSP bagi Indonesia.
GSP merupakan fasilitas pembebasan bea masuk yang diberikan AS dalam rangka meningkatkan akses pasar bagi negara-negara berkembang.
https://money.kompas.com/read/2020/11/02/202307026/fasilitas-gsp-diperpanjang-ri-ingin-rebut-peluang-pasar-thailand-di-as
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan