Awalnya, pemerintah hanya mengalokasikan bantuan sosial untuk 15,5 juta rumah tangga yang terdata di Kementerian Sosial. Namun, lantaran pandemi mulai berdampak terhadap perekonomian nasional, jumlah bansos jadi melonjak.
"Tapi pada waktu terjadi pandemi, ekonomi kita melemah, banyak perusahaan mengurangi pekerjanya mereka yang tadinya enggak rentan, punya rumah, punya mobil, tiba-tiba jadi membutuhkan bantuan," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (3/11/2020).
"Nah inilah yang kemudian kami agak sedikit kewalahan menanggulanginya. Karena tiba-tiba dari 15,5 juta itu meningkat jadi 25 persen ke bawah. Padahal di data Kemensos hanya mempunyai 25-40 persen terbawah," sambung Bambang.
Pemerintah, berupaya menyalurkan bantuan sosial terlebih dahulu kepada 25-40 persen rumah tangga terbawah yang terdata di Kemensos. Namun ketika bantuan disalurkan, justru dilaporkan bahwa di daerah-daerah jumlah yang membutuhkan bansos lebih banyak.
"Jadi yang 25-40 persen itu kita berikan bantuan terlebih dahulu, ditingkatkan melalui dana yang ada di Kemensos atau melalui bansos Dana Desa. Tapi, itu pun masih kurang. Karena di daerah-daerah menyampaikan membutuhkan sampai 60 persen rumah tangga terbawah. Makanya di awal kami agak sedikit kelabakan karena kami tidak punya pendaftaran mandiri bantuan sosial," ujarnya.
Lebih lanjut kata dia, pemerintah sempat dilema adi awal pandemi. Sebab sebelum pandemi, pemberian bansos disebut tidak pernah mengalami hambatan. Penyalurannya dipastikan sudah sesuai target yakni kepada 15,5 juta keluarga miskin.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus meningkat. Dia mengatakan data per 7 Oktober 2020 tercatat realisasi anggaran PEN mencapai Rp 331,94 triliun.
Angka tersebut setara dengan 47,75 persen dari total pagu yang sebesar Rp 695,2 triliun. Dia pun optimistis realisasi tersebut akan mencapai 99 persen hingga 100 persen pada akhir 2020.
https://money.kompas.com/read/2020/11/03/190000926/satgas-pen-akui-sempat-kewalahan-tangani-penyaluran-bansos-yang-melonjak