Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Masalah Finansial, dari YOLO hingga Sandwich Generation

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PWC 2019 Employee Financial Wellness, 67 persen karyawan merasa stres dengan kondisi keuangannya. Kemudian, ada 49 persen di antaranya menghabiskan 3 jam di waktu kerja untuk menyelesaikan masalah keuangan pribadinya.

Dari masalah ini, timbul dampak yang bisa memengaruhi aspek-aspek kehidupan lainnya. Di antaranya 32 persen berdampak pada kesehatan dan hubungan interpersonal rumah tangga, 21 persen berdampak pada produktivitas bekerja, dan 10 persen berdampak pada presensi di tempat kerja.

Generasi Z dan Milenial

Banyak dari kalangan anak muda, seperti generasi milenial dan generasi z memiliki permasalahan finansial. Akar dari masalah tersebut berasal dari terlalu sering mengikuti gaya hidup zaman sekarang.

Pertama, karena adanya istilah YOLO (You Only Live Once) yang dapat diartikan sebagai gaya menikmati hidup, berfokus pada apa yang dialami tanpa memikirkan risiko di masa depan.

Sering sekali anak muda menghabiskan uangnya sekaligus untuk menikmati hidup tanpa menyisihkan uang untuk ditabung. YOLO memiliki prinsip “Gimana Nanti”, bukan “Nanti Harus Bagaimana”.

Kedua, ada FOMO (Fear of Missing Out), atau takut dengan ketertinggalan dari gaya hidup orang lain. Misalnya, seseorang baru saja main di media sosial Instagram, kemudian dia melihat temannya bermain ke tempat yang kekinian. Dari sini timbul rasa iri dan memiliki keharusan pergi kesana, tanpa kecuali.

Tentu, dari dua akar penyakit ini harus mulai dihilangkan perlahan dari sekarang. Karena, jika kebiasaan ini terus dipelihara sampai tua nanti, kalian akan semakin dihadapkan dengan berbagai masalah keuangan lainnya.

Sandwich Generation

Salah satu golongan masyarakat Indonesia yang sering memiliki masalah keuangan dalam keluarga, yaitu Sandwich Generation atau generasi sandwich.

Kenapa dikatakan sebagai generasi sandwich? Karena, seperti roti lapis, generasi ini terhimpit masalah finansial dari dua generasi sekaligus yang tidak memiliki pendapatan, yaitu generasi di atasnya (orang tua) dan generasi di bawahnya (anak-anak).

Generasi yang di tengah merupakan generasi yang memiliki pendapatan. Sehingga, sering kali muncul dilema dan permasalahan keuangan dalam internal keluarga. Generasi ini tidak bisa diubah secara cepat, tetapi membutuhkan proses yang lama untuk bisa memutus rantainya.

Menghentikan pemberian finansial secara rutin ke orang tua bukanlah solusi yang harus diambil. Tetapi, hal ini bisa dilakukan dengan cara menguatkan kondisi ekonomi, seperti mulai menyiapkan dana darurat sedini mungkin, buat pendapatan pasif dari investasi saham, properti, emas, dan lain sebagainya.

Sehingga, ketika kamu yang asalnya berada di generasi tengah dan bergeser menjadi generasi di atasnya, kamu tidak menjadi beban untuk anakmu kelak. Jika tidak dilakukan dari sekarang, maka generasi sandwich akan terus terjadi secara turun-temurun.

Dengan memahami permasalahan keuangan yang sering terjadi, diharapkan kita bisa meningkatkan financial awareness yang kita miliki. Karena, hal ini akan berdampak secara perlahan terhadap indeks literasi dan inklusi keuangan yang ada.

Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengatur anggaran keuangan.  Kamu bisa mengatur keuangan antara lain dengan menggunakan aplikasi seperti Finansialku yang bisa diunduh di Google Play Store atau Apple Apps Store. Ada potongan sebesar Rp 50.000 untuk upgrade akunmu ke premium selama setahun, dengan menggunakan kode voucher “HEMATEUY”. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2020/11/09/060700826/memahami-masalah-finansial-dari-yolo-hingga-sandwich-generation

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke