Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Diproyeksi Bisa Turunkan Suku Bunga hingga 50 Bps, Ini Sebabnya

Dalam pandangan Helmi, penurunan suku bunga bisa dilakukan karena adanya kombinasi dari masih lemahnya pertumbuhan kredit perbankan, rendahnya inflasi, besarnya surplus perdagangan, dan adanya tanda-tanda awal investor asing mulai memarkir dananya di Indonesia.

"Maka kami lihat bahwa ruang penurunan (suku bunga bank sentral) lebih lanjut mulai terbuka lagi. Bisa dilakukan tanpa adanya risiko besar yang memicu instabilitas nilai tukar rupiah," kata Helmi dalam paparan kinerja keuangan Citibank kuartal III 2020 secara virtual, Kamis (12/11/2020).

Helmi menuturkan, pertumbuhan kredit masih lemah terimplikasi dari indeks keyakinan konsumen terhadap ekonomi masih lemah, lebih rendah dibanding sebelum masa pandemi Covid-19. Di sisi korporasi, kredit melemah disebabkan oleh tertundanya ekspansi dan rencana investasi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga September 2020, kredit perbankan hanya tumbuh 0,12 persen secara tahunan. Realisasi ini bahkan lebih rendah ketimbang Agustus yang sebesar 1,04 persen (yoy).

"Selain itu dari sisi perbankan, akibat ada gelombang restrukturisasi kredit, limit kredit yang diberikan bank kepada nasabah cenderung dibatasi," ungkap Helmi.

Di sisi lain, ekspor sudah mulai pulih ditopang oleh ekspor logam dasar, serta sejumlah komoditas seperti kepala sawit dan emas sehingga mampu menambah pasokan valas di sisi supply. Sebagian dari supply valas terpakai untuk pembayaran utang luar negeri.

Saat kebutuhan valas korporasi relatif rendah, belakangan muncul tanda-tanda kembalinya investor global melirik negara emerging market. Aksi ini menyusul hasil pemilu di AS yang sesuai ekspektasi investor.

Investor meyakini, kemenangan Joe Biden dari partai Demokrat membuat kebijakan AS kepada China tidak akan seagresif 4 tahun belakangan. Banyak optimisme muncul bahwa ekonomi China akan bangkit dan mengangkat prospek negara emerging, termasuk Indonesia yang juga menjadi mitra dagang utama China.

"Akhirnya ada arus dana masuk ke emerging market ini terlihat dari data transaksi. Beberapa minggu belakangan, investor asing mulai melakukan nett buy mata uang negara emerging market terhadap dollar AS," pungkas Helmi.

https://money.kompas.com/read/2020/11/12/173900326/bi-diproyeksi-bisa-turunkan-suku-bunga-hingga-50-bps-ini-sebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke