Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah "Geber" Anggaran Rp 1.200 Triliun di Akhir Tahun, Efektif Dorong Pertumbuhan Ekonomi?

Namun demikian, Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) menilai meski upaya pemerintah untuk menggeber anggaran di sisa tahun mungkin dilakukan, namun tidak akan signifikan dalam mendorong kinerja perekonomian. Sebab, kontribusi belanja pemerintah masih kecil dibanding komponen Produk Domestik Bruto (PDB) lain.

"Jadi kontribusinya tetap kecil, tapi yang bisa tumbuh positif hanya belanja pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi tetap negatif, tetapi kontribusinya tetap besar," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Piter pun menilai, meski pemerintah merealisasikan anggaran hingga mendekati 100 persen, namun pertumbuhan ekonomi akan tetap negatif hingga akhir tahun.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV mendatang masih akan negatif.
Pasalnya, meski pemerintah secara jor-joran menganggarkan stimulus untuk menjaga kinerja perekonomian, namun tidak mampu mendorong konsumsi kelas menengah atas.

"Daya beli untuk kelompok menengah atas enggak turun, tetapi mereka mengurangi konsumsi karena terbatasnya aktivitas sosial ekonomi. Karena terbatasnya aktivitas sosial ekonomi di tengah sekarang ini orang kaya enggak berani keluar rumah, arena itu konsumsi pasti turun. Di tengah pandemi enggak banyak orang mau belanja, dan seccara statsitik artinya tumbuh masih negatif," ujar dia.

Hal serupa diutarakan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal IV masih berisiko negatif lantaran stimulus pemerintah belum mampu menggerakkan konsumsi kelas menengah atas. Padahal, kelas menengah berkontribusi terhadap 83 persen dari total konsumsi nasional.

"Sementara itu pada kuartal ke IV kan ada momentum libur panjang natal dan tahun baru. Kalau pandemi masih tinggi penularannya, vaksin belum di distribusikan secara massal maka mobilitas masyarakat kurang optimal," ujar dia.


Optimisme Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pada kkuartal III lalu pemerintah telah berhasil menggenjot anggaran belanja dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III meski masih negatif, yakni 3,49 persen, lebih baik dibanding kuartal II yang mencapai minus 5,32 persen.

Dia pun berharap pembalikan ekonomi yang sudah terlihat di kuartal III lalu bisa berlanjut di akhir tahun ini. Di samping itu, pemerintah juga mendorong percepatan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Program PEN juga akan terus kita fokuskan, dan tidak hanya sekadar membelanjakan, tapi kami juga akan melihat dengan berbagai survei dampaknya dan tentu dari sisi targeting-nya," jelas dia.

Saat ini realisasi anggaran program PEN sudah Rp 383,01 triliun atau 55,1 persen dari pagu yang disediakan oleh pemerintah sebesar Rp 695,2 triliun. Menurut Sri Mulyani, penyerapan anggaran PEN mengalami akselerasi luar biasa di kuartal III, dan diharapkan bisa terus berlanjut.

Apabila dirinci, realisasi anggaran kesehatan sudah Rp 34,07 triliun atau 35 persen dari pagu, perlindungan sosial Rp 181,11 triliun atau 77,3 persen dari pagu, serta sektoral kementerian/lembaga dan pemda Rp 32,47 triliun atau 49,2 persen dari pagu.

Kemudian, untuk dukungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terealisasi Rp 95,23 triliun atau 82,9 persen dari pagu, insentif usaha sebesar Rp 38,13 triliun atau 31,6 persen dari pagu, dan pembiayaan korporasi Rp 2,001 triliun atau 3,2 persen dari pagu. "Beberapa program baru akan tersalur pada November 2020, seperti subsidi bantuan gaji termin kedua," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap, pada kuartal IV ini pertumbuhan ekonomi bisa masuk jalur positif. Meski dirinya mengakui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV belum akan kembali seperti tren historis. Dirinya memperkirakan pada kuartal terakhir tahun ini kinerja perekonomian bisa tumbuh di kisaran minus 1 persen atau positif 0,6 persen.

"Kalau ini bisa dipertahankan, maka kita berharap kuartal IV pertumbuhannya bisa masuk jalur positif. Walaupun secara konservatif minus 1 persen atau positif 0,6 persen," ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/11/13/170200626/pemerintah-geber-anggaran-rp-1200-triliun-di-akhir-tahun-efektif-dorong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke