Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beralih ke Listrik PLN, Pertamina EP Hemat Lebih dari Rp 541 Juta per Bulan

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP tengah melakukan berbagai upaya efisiensi guna merespon fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai triple shocks.

Salah satu upaya efisiensi yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field ialah konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator menjadi Power Supply dari PLN.

Program ini merupakan kerja sama antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS.

Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Indarwan Harsoni menjelaskan, kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi.

Sebab, selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant sendiri.

Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan utilities lainnya.

Namun, dengan konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sebesar Rp 625.575.848 per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp 1.166.632.745 per bulan.

Dengan demikian, ada penghematan biaya operasional sebesar Rp 541.056.896 per bulan setelah menggunakan Power PLN dan masih bisa ditingkatkan efisiensi nya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B).

“Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19,” kata Soni dalam keterangan tertulis, Senin (16/11/2020).

PLN disebut telah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B.

Menurut Soni, hal tersebut menciptakan potensi percepatan penyambungan Power Supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan Diesel Rotary UPS System (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.

Soni menambahkan, beban operasional eksisting di Pad A adalah sekitar 153 kW untuk beban Pompa Injeksi (diluar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional eksisting di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (diluar beban ESP lainnya dan utilities lainnya).

"Melihat total beban dari masing-masing Pad A dan B maka ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing-masing Pad A dan B adalah 400 KW," tuturnya.

Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini sudah berlangsung sejak 16 September 2020 dengan pembebanan Tahap pertama adalah untuk beban Pompa Injeksi di masing-masing Pad A dan B untuk melihat kestabilan Power Supply dari Pihak PLN.

Setelah dimonitor sejak 16 September 2020 kondisi Power Supply dari PLN stabil maka dilanjutkan ke Tahap kedua untuk penambahan beban ESP di Pad B dimana kondisi ini sudah berjalan sejak tanggal 4 November 2020 dan akan terus di monitor dan di evaluasi.

"Tahap selanjutnya akan dilakukan penambahan beban dengan penambahan ESP dan beban utilities lainnya sampai dengan beban tersedia di masing-masing Pad A dan B sebesar 400 kW dapat di optimalkan," ucap Soni.

https://money.kompas.com/read/2020/11/16/170241826/beralih-ke-listrik-pln-pertamina-ep-hemat-lebih-dari-rp-541-juta-per-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke