Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Permintaan Kredit Lemah, BI Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah memprediksi, BI akan menunda penurunan suku bunga acuan hingga tahun depan.

Pasalnya, BI perlu memberikan waktu kepada perbankan untuk merespon suku bunga acuan yang sudah diturunkan sepanjang tahun ini. Tercatat BI sudah menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali, yakni 100 bps.

"Saya perkirakan BI akan mempertahankan suku bunga, walaupun BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga karena inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah stabil, cenderung menguat," ucap Piter kepada Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS), Eric Alexander Sugandi menyebut, penurunan suku bunga lebih lanjut tidak akan terlalu berdampak pada pemulihan kredit bank.

"Karena permasalahan utama kredit perbankan ada di sisi permintaan kredit yang masih lemah," ucapnya.

Sepakat, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, penahanan suku bunga lebih lanjut disebabkan oleh sisi permintaan atau konsumsi masyarakat yang masih lemah, tercermin dari lemahnya permintaan kredit.

Penurunan suku bunga 100 bps yang sudah dilakukan sepanjang 2020 saja belum dapat mendorong permintaan kredit, sehingga penurunan suku bunga lebih lanjut tertahan.

"Oleh sebab itu, penurunan suku bunga acuan lebih lanjut saat ini diperkirakan belum dapat mendongkrak kembali permintaan kredit," ujar Josua.

Justru sebut dia, stimulus kebijakan fiskal akan lebih dapat mengungkit sisi permintaan perekonomian alih-alih penurunan suku bunga lebih lanjut.

Peran kebijakan fiskal yang bersifat countercyclical masih diperlukan di tengah kondisi pandemi Covid-19 dalam rangka mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.

Tercatat hingga November 2020, realisasi anggaran PEN baru 55,53 persen dari pagu RP 695,2 triliun. Meski perjalanannya sudah cenderung lebih baik, penyerapan ini perlu terus digenjot.

"Sekiranya kebijakan fiskal tersebut dapat mendorong sisi permintaan perekonomian, yang dapat berimplikasi pada peningkatan aktivitas produksi. Maka penurunan suku bunga kebijakan dapat bekerja lebih produktif lagi untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," pungkas Josua.

https://money.kompas.com/read/2020/11/19/120200226/permintaan-kredit-lemah-bi-diprediksi-bakal-tahan-suku-bunga-acuan

Terkini Lainnya

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke