Dia menyebutkan, penerapan Making Indonesia 4.0 bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 120 miliar dollar AS pada 2025.
"Melalui penerapan Making Indonesia 4.0 Indonesia juga berpotensi meningkatkan nilai tambah PDB hingga 120 miliar dollar AS pada tahun 2025. Seperti studi McKinsey," ujarnya dalam diskusi virtual Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA), Jumat (20/11/2020).
Menurut dia, implementasi Making Indonesia 4.0 bisa mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Dengan begitu kata dia, Indonesia bisa mewujudkan impian masuk jadi 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030.
Di samping itu, Eko juga mengatakan Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mewujudkan program subsitusi impor yang ditargetkan bisa mencapai 35 persen pada tahun 2020.
Terutama di 7 sektor prioritas yang terdiri dari elektronik, kimia, otomotif, makanan dan minuman, tekstil dan busana, farmasi, serta alat kesehatan.
"Untuk itu, kami akan terus berupaya dengan melakukan berbagai cara seperti larangan terbatas untuk registrasi dan perizinan, memberlakukan preshipment inspection, pengaturan entry point pelabuhan untuk komoditi tertentu di luar pulau Jawa, hingga melakukan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN)," kata dia.
https://money.kompas.com/read/2020/11/20/193638026/kemenperin-yakin-making-indonesia-40-beri-dampak-besar