JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) optimistis tidak ada bank yang jatuh atau gagal di masa pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pihaknya tidak melihat ada bank gagal dalam jangka pendek.
Sebab, ekonomi RI mulai kembali menggeliat di kuartal III 2020 usai terkontraksi pada kuartal II 2020.
"Basically dalam jangka pendek kita tidak lihat adanya kemungkinan itu terjadi. Jadi saya optimistis kita tidak akan menemukan hal tersebut," kata Purbaya dalam konferensi pers pengumuman hasil RDK November, Selasa (24/11/2020).
Kendati demikian, LPS sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi bank sistemik tiba-tiba gagal.
Purbaya mengaku, LPS sudah melakukan simulasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini bertujuan agar LPS bisa mengemban tugas dari negara yakni mampu bekerja dengan baik bila ada bank gagal.
"Kami menyiapkan langkah-langkah, mempersiapkan organisasi kami kalau-kalau hal itu terjadi, kami mesti bertindak seperti apa," ungkap Purbaya.
Purbaya menegaskan, kemungkinan bank sistemik jatuh adalah peluang yang sangat kecil.
LPS pun tidak mengharapkan hal itu terjadi dan mengganggu sistem perbankan nasional.
"Pada dasarnya peluang itu kecil, kami tidak mengharapkan itu terjadi dalam waktu dekat. Tapi secara organisasi kami siap menangani," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai.
Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 21 Oktober 2020 terpantau pada level 154,14 persen dan 32,94 persen, rasio itu di atas threshold masing-masing sebesar 50 persem dan 10 persen.
Permodalan dan likuiditas bank juga relatif stabil dan terjaga. Tercatat, rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan sebesar 23,39 persen.
https://money.kompas.com/read/2020/11/24/174144826/lps-optimistis-tidak-ada-bank-gagal-sistemik-selama-covid-19