Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Kata Anindya Bakrie soal UU Cipta Kerja

Menurut Anindya, UU Cipta Kerja ibarat jembatan untuk menghubungkan beberapa hal dalam perekonomian Indonesia yang selama ini tidak terhubung (disconnect).

Pertama, disconnect dalam kemudahan investasi. Dia menilai UU Cipta Kerja bisa mengatasi permasalahan yang menghambat investasi mulai dari perizinan hingga pengadaan lahan.

"Kita ingin ada investasi tapi izin kok sulit. Kita ingin membangun lahan, pengadaannya sulit. Kita ingin mengundang investasi kok kebijakannya berbeda. Omnibus ini drastis change yang sangat dibutuhkan," kata Anindya dalam Economic Outlook 2021: Manfaat UU Cipta Kerja Bagi Dunia Usaha, yang digelar Selasa (24/11).

Kedua, untuk mengatasi disconnect peluang demografi yang besar secara jumlah dan potensial secara usia. Bagi Anindya, omnibus law secara struktural bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pengangguran pada 45 juta angkatan kerja.

Ketiga, disconnect dari sisi perpajakan. Menurutnya, UU Cipta Kerja merupakan kelanjutan yang baik setelah kebijakan tax amnesty yang dirasa memberikan manfaat bagi pelaku usaha.

"Perpajakan untuk bisnis mesti benar-benar rapi, bisa dibayangkan bila satu per satu disisir tanpa undang-undang, tentu sangat berat," imbuh Anindya.

Anindya, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan pemberdayaan daerah ini juga menyampaikan bahwa krisis tahun 2020 akibat pandemi covid-19 berbeda dengan krisis tahun 1998 dan 2008.

Jika pada krisis 1998 krisis berfokus di kawasan Asia dan pada 2008 krisis berfokus pada sektor finansial, maka krisis 2020 ini dirasakan oleh semua negara dan hampir di segala sektor.

Nah, UU Cipta Kerja ini dia ibaratkan sebagai game changer untuk mendongkrak ekonomi Indonesia pasca pandemi covid-19.

"Saya ingin menggaris bawahi bahwa manfaat omnibus law benar benar kita rasakan jauh lebih besar dari tantangan yang kita lihat ke depannya," sebut Anindya.


Dengan UU Cipta Kerja, Indonesia bisa semakin berpeluang untuk meraih untung dari relokasi usaha baik karena pandemi maupun akibat benturan Amerika Serikat dan China.

Peluang usaha pun terbuka dengan gencarnya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), keharusan dalam memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan maraknya Proyek Strategis Nasional (PSN).

Termasuk untuk mengoptimalkan potensi dari land bank.

"Kita meski lihat bentuknya seperti apa, ini menarik. Karena banyak lahan yang bisa dikerjasamakan, membuat infrastruktur, lahan sering menjadi hambatan," imbuh Anindya.

Dia juga melihat ada kemudahan dari sisi pengembangan bisnis energi terbarukan serta pengolahan bahan baku, seperti hilirisasi batubara menjadi gas atau methanol.

"Paling tidak kita mendapat insentif dari sisi melakukan riset dan inovasi yang selama ini kita harus menghitung," kata Anindya.

Kendati begitu, dia menegaskan bahwa aturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja bakal menjadi penentu implementasi di lapangan. Meski tidak menyampaikan secara detail usulan atas aturan pelaksanaan tersebut, namun Anindya menyoroti sejumlah aturan kunci.

Pertama, terkait Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang penyelesaian ketidak sesuaian tata ruang dan pemanfaatan lahan yang sedang disusun di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kedua, RPP tentang pelaksanaan ketenagakerjaan dan pengupahan. Ketiga, RPP bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

"Hal-hal tersebut wajib kita kawal. Tapi juga harus dikasih semangat di pemerintah, karena tugasnya berat, ekspektasi tinggi. Kami dari dunia usaha nggak ada jalan kecuali harus mendukung. Kalau tidak, sayang, UU nya sudah dikeluarkan dengan berbagai macam perhitungan politik yang tidak kecil," terang Anindya.

Di sisi lain, dia juga menyebut bahwa di tengah pandemi covid-19 yang masih menggejala, pelaku usaha dihadapkan pada pengelolaan arus kas atau cash flow yang sangat sulit.

Kendati begitu, Anindya optimistis kepercayaan pasar segera membaik setelah vaksinisasi mulai dilakukan pada Kuartal I-2021.

Selain vaksinasi, kepercayaan pasar juga akan terpacu dengan adanya aturan turunan UU Cipta Kerja.

"Orang pasti membaca, apakah competitiveness kita akan semakin baik atau tidak baik. Menurut kami, kalau kita berhasil di sisi vaksinasi dan peraturan pelaksanaan, harusnya ekspektasi pasar akan lebih baik," pungkas Anindya. (Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Bos Bakrie ini buka suara soal omnibus law

https://money.kompas.com/read/2020/11/25/090653726/ini-kata-anindya-bakrie-soal-uu-cipta-kerja

Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke