Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Karier Elon Musk, Sempat Bangkrut, Kini Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pundi-pundi kekayaan CEO Tesla, Elon Musk, terus meroket seiring dengan keberlanjutan penguatan saham produsen mobil listrik itu.

Bahkan, kini Elon berada di posisi kedua orang terkaya dunia.

Mengacu pada data Bloomberg Billionare Index, kekayaan Elon saat ini mencapai 140 miliar dollar AS atau setara Rp 1.974 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per dollar AS).

Hal yang menakjubkan, pundi-pundi kekayaan tersebut berhasil didapat Elon tanpa sekali pun menerima gaji dari Tesla.

Pria yang dijuluki sebagai "Ironman" itu menolak untuk menerima gaji minimum 56.000 dollar AS setiap tahunnya.

Sumber kekayaan pria kelahiran Afrika Selatan itu utamanya berasal dari saham kepemilikannya di Tesla sekitar 20 persen, yang mana sejak awal tahun ini telah meroket hingga lebih dari 550 persen.

Kesuksesan yang diraih Elon saat ini berasal dari kerja keras sedari dini.

Dilansir dari Business Insider, Jumat (17/11/2020), sejak kecil Elon telah mempelajari coding, hingga akhirnya pada umur 12 tahun ia menjual game pertamanya seharga 500 dollar AS.

Sebelum memasuki usia 18 tahun, Elon pun memutuskan untuk pindah dari Afrika Selatan ke Kanada.

Di negara tersebut, Elon melakukan berbagai pekerjaan serabutan, mulai dari penggali tanah, pemotong kayu, hingga pembersih ruangan di pabrik kayu.

Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, Elon mendapatkan upah sekitar 18 dollar AS per jam, yang mana pada tahun 1989 sudah cukup besar.

Elon melanjutkan perjalanannya dengan mengambil kuliah di Universitas Queens pada 1990.

Sembari kuliah, Elon tetap mencoba untuk mencari pemasukan dengan menjual bagian komputer atau komputer utuh.

"Saya bisa membuat sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan mereka dengan biaya yang lebih murah dibanding toko," ujar Elon, dikutip pada Jumat.

Setelah lulus, pria kelahiran 49 tahun lalu itu melanjutkan studinya ke Stanford.

Namun, tidak memakan waktu lama, Elon memutuskan untuk berhenti dan mulai mengembangkan usaha rintisan bersama Kimbal.

Dua bersaudara tersebut mengembangkan sebuah software petunjuk kota untuk koran bernama Zip2, dengan modal sebesar 28.000 dollar AS.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1999, Zip2 dijual dengan harga 307 juta dollar AS.

Dari aksi penjualan tersebut, Elon mengantongi 22 juta dollar AS, yang sebagian besarnya ia gunakan lagi untuk membentuk sebuah jasa perbankan online, X.com.

Perusahaan tersebut secara cepat memutuskan untuk melakukan merger dengan pesaingnya, dan membentuk PayPal, di mana Elon menjadi pemegang saham mayoritas.

Pada 2002, eBay membeli PayPal dan Elon pun kembali mendapatkan keuntungan sebesar 180 juta dollar AS.

Berangkat dari situ, Elon memulai belajar mengembangkan bisnis eksplorasi luar angkasa melalui SpaceX.

Beberapa tahun kemudian, ia bersama rekannya menciptakan produsen mobil listrik, Tesla.

Tesla akhirnya berhasil membawa Elon menyandang status miliuner.

Kendati demikian, Elon sempat bangkrut pada 2008 setelah cerai dari istri pertamanya, yang membawa sebagian besar hartanya.

Elon mengaku dirinya sempat kehabisan uang dan terpaksa meminjam dari teman-temannya.

Namun, setelah Tesla resmi melantai di bursa efek pada 2010, kekayaan Elon langsung lepas landas.

Pada 2012, kali pertama dirinya masuk daftar orang terkaya dengan harta 2 miliar dollar AS.

Setelah 10 tahun resmi terdaftar di bursa efek, kini harga saham Tesla selembarnya mencapai kisaran 548 dollar AS. Perusahaan yang saat ini nilai valuasinya lebih dari 500 miliar dollar AS itu berhasil mendongkrak kekayaan Elon, yang saat ini mencapai 140 miliar dollar AS.

https://money.kompas.com/read/2020/11/27/061352726/perjalanan-karier-elon-musk-sempat-bangkrut-kini-jadi-orang-terkaya-kedua-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke