Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jual Cicin Buat Modal, Caca Kini Raup Omzet hingg Rp 50 Juta dari Bisnis Anyaman Purun

Pada waktu senggang ia dan kakaknya Sri Munalisa (24) mulai merintis usaha anyaman purun.

Hal itu pun menjadi pijakan gadis berusia 23 tahun ini untuk masuk ke dunia usaha. Caca, demikian dia biasa disapa, kini menjadi pengusaha anyaman purun dengan omzet yang lumayan.

“Waktu itu saya iri dengan dengan kehidupan teman-teman saya yang biaya kuliahnya 100 persen dibayarin orang tua mereka, sedangkan saya harus bayar sendiri karena saya sudah bekerja, jujur saya ingin uang hasil kerja saya itu di tabung. Tapi ya sudahlah, memang jalan hidup saya seperti ini,” cerita Caca kepada Kompas.com, Kamis (26/11/2020).

Menganyam purun (sejenis rumput) merupakan keahlian yang diperoleh secara turun temurun dari kedua orang tuanya sejak usia 15 tahun.

Pada 2017, Caca mulai percaya diri untuk memulai penjualan anyaman purun secara online. Di situlah awal mula Kerajinan_Purunik mulai dikenal.

“Orang tua memang perajin anyaman purun, kami bisa sekitar umur 15 tahunan. Kalau belajar secara khusus tidak ada, tapi kami sering membantu orang tua menganyam jadi bisa karena biasa,” ujar gadis kelahiran 1997 ini.

Namun demikian, merintis usaha tentunya tidaklah semudah membalikkan tangan. Jatuh bangun dalam sebuah bisnis adalah hal yang biasa. Demikian juga yang dialami oleh Caca.

Dengan modal Rp 1,5 juta yang diperoleh dari menjual cincin emas dan pinjaman, Caca memulai usaha Kerajinan_Purunik dengan menjual kerajinan tangan di tempat ia bekerja.

Respons teman sepekerjaan Caca juga cukup baik, hingga ia bisa menerima banyak orderan kerajinan purun.

“Semenjak saya jualan, sering begadang malam ngerjain orderan dan paginya bawa banyak barang di depan dan belakang motor saya ke tempat kerja. Awalnya sih malu tapi lama kelamaan sudah biasa. Saya sering pulang hampir Magrib karena habis pulang kerja langsung antar orderan,” kata Caca.

Dia mengaku sempat mengalami berbagai macam hal yang umum terjadi saat mengantar orderan.

“Pengalaman ngantar orderan itu gampang-gampang susah, terkadang sering muter-muter gang, kepanasan, kehujanan dan harus berteduh karena takut orderan kebasahan. Salah rumah juga pernah, mogok juga pernah di tabrak orang juga pernah, dan yang paling parah pernah nyasar ke kuburan,” jelas Caca.

Namun demikian, tidak ada usaha yang menghianati hasil, demikian juga dengan usaha Caca yang begitu kerasnya untuk menjadi pengusaha sukses. Bahkan di kala pandemi Covid-19, dengan banyak usaha yang terpukul, Caca mengaku usahanya justru meningkat.

“Omzet sekarang Rp 50 juta per bulan. Sebelum pandemi Rp 15 juta per bulan, dan di awal pandemi pada Maret, sempat turun 50 persen menjadi Rp 7 juta. Pas bulan April, mulai naik berkali-kali lipat sampai saat ini,” kata dia.

Caca bilang, jumlah pembeli di luar Kalimantan Selatan cukup tinggi, dengan persentase 80 persen dari pembeli lokal. Sementara untuk pembeli dari luar negeri juga ada, namun masih sedikit.

Kenaikan jumlah pembeli juga terjadi lantaran saat ini banyak orang yang membeli bakul purun dengan jumlah ribuan untuk paket sembako. Selain itu saat lebaran, anyaman purun banyak juga digunakan untuk hampers.

“Awal pandemi di daerah sendiri saja, orderan bakul purun mencapai ribuan pieces>  saat bulan puasa orderan di Kalsel naik 40 persen dan di luar Kalsel naik 60 persen karena orang banyak yang mencari untuk hampers lebaran,” kata dia.

Demikian juga untuk produk home decor seperti karpet dari anyaman purun dan hiasan lainnya yang laris manis saat banyak orang menjalani WFH (Work From Home). Dengan banyaknya orang yang memiliki hobi baru seperti menanam, permintaan cover pot dari bahan purun juga naik.

Untuk mengejar kebutuhan konsumen, Caca mempekerjakan perajin anyaman sebanyak 10 orang. Pekerjaan menganyam dilakukan di rumah pengrajin dengan target dan standar yang telah ditentukan.

“Perajin yang mengayam, kami berdayakan dari kawasan sekitar kami. Kami juga membuat pelatihan, sebelum pandemi cukup sering, namun saat pandemi sudah tidak pernah lagi,” jelas dia.

Untuk produk anyaman purun, Caca membanderol Rp 8.000 sampai dengan Rp 550.000 per produk. Misalkan, untuk bakul natural ukuran kecil dibandrol dengan harga Rp 20.000, dan ukuran besar bervariasi dari Rp 40.000, Rp 50.000 dan Rp 60.000 bergantung ukuran, kemudian ada juga Tas anyaman purun seharga Rp 95.000.

Saat ini, produk Purunik bisa diperoleh melalui Shopee dan juga melalui laman Instagram @kerajinan_purunik. Sementara bagi Anda yang ingin berbelanja secara langsung, Ada dapat mendatangi lokasi galeri di Jl. A. Yani Ds. Halangan No 50 RT 02, Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

https://money.kompas.com/read/2020/11/27/103941626/jual-cicin-buat-modal-caca-kini-raup-omzet-hingg-rp-50-juta-dari-bisnis

Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke