Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KKP Bantu Permodalan Pembudi Daya Rumput Laut di Sulsel

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP), meluncurkan program pembiayaan Sistem Resi Gudang (SRG) rumput laut di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sistem ini diluncurkan untuk mendorong pengelolaan hasil produk kelautan dan perikanan.

Direktur LPMUKP Syarif Syahrial mengatakan, SRG di Makassar merupakan awal pelaksanaan program pemberdayaan nelayan, juga pembudi daya rumput laut, yang dirancang bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag), Direktorat Jenderal (Ditjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

“SRG sangat penting untuk memberikan kepastian harga, karena pembudi daya rumput laut, termasuk nelayan, dihadapkan dengan turunnya harga ketika produksi melimpah. Diharapkan dengan sistem ini, nelayan tidak perlu khawatir lagi terhadap ancaman penurunan harga saat panen,” ujar Syarif dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/11/2020).

Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia, dengan menyumbang lebih dari sepertiga produksi global.

Terdapat 550 jenis rumput laut dunia yang tumbuh di perairan Indonesia, salah satunya eucheuma cottoni.

Rumput laut yang lebih dikenal sebagai alga merah itu memiliki nilai ekonomi tinggi dan Indonesia menguasai 80 persen suplai dunia.

Tiongkok menjadi negara tujuan utama ekspor alga merah Indonesia.

Namun, potensi besar itu menyisakan persoalan yang dihadapi oleh pembudi dayanya.

Syarif mengatakan, pengusaha budi daya rumput laut harus menghadapi ketidakpastian harga ketika musim panen tiba.

Suplai melimpah membuat harga rumput laut jatuh dan mereka terpaksa menjualnya dengan harga murah.

Pada musim panen berikutnya, ketika harga naik, pembudi daya rumput laut tidak bisa menikmatinya, karena mereka tidak punya cukup modal untuk melakukan budi daya.

Sementara itu, akses permodalan menjadi terbatas, karena banyak lembaga keuangan yang tidak tertarik dengan jaminan stok rumput laut yang banyak dimiliki pembudi daya.

“Dengan Sistem Resi Gudang, pinjaman bisa mencapai 70 persen dari nilai barang yang tercantum. Hal ini tentu merupakan angin segar untuk koperasi maupun pelaku UMKM sektor kelautan dan perikanan. LPMUKP pun akan terus berupaya untuk memberikan strategi dan alternatif bagi pelaku usaha UMKM kelautan dan perikanan agar semakin mudah dalam mengakses peminjaman modal,” kata Syarif.

Melalui SRG, LPMUKP memberikan dua bantuan sekaligus untuk pembudidaya rumput laut, yaitu modal dan akses pasar. Saat harga turun, pembudi daya bisa menyimpan hasil panen di gudang Kospermindo.

LPMUKP akan memberikan pinjaman modal senilai 70 persen dari nilai stok yang dijaminkan di gudang.

Untuk pinjaman itu dikenakan bunga rendah, yaitu 3 persen per tahun.

Ketika harga naik, pembudi daya bisa menjual stok mereka di pasar.

https://money.kompas.com/read/2020/11/28/133212826/kkp-bantu-permodalan-pembudi-daya-rumput-laut-di-sulsel

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke