Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepada Investor, Luhut "Jualan" Kondisi Ekonomi RI, Omnibus Law, hingga Energi Baru Terbarukan

Ajakan Luhut untuk berinvestasi tersebut, dilatarbelakangi optimisme perekonomian Indonesia pada tahun 2021 akan kembali bangkit.

"Saya menawarkan Anda untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi Anda. Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN dengan 273 juta orang dan PDB lebih dari 1 triliun dollar AS. Saya optimis mulai tahun depan perekonomian Indonesia akan tumbuh positif," kata dia, Rabu (2/11/2020).

Luhut juga memaparkan terkait Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang akan memudahkan para investor berinvestasi di Indonesia. Lantaran, regulasinya telah disederhanakan.

"Baru-baru ini, pemerintah dan DPR mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-undang ini sangat bersejarah dan terobosan penting dalam menjadikan Indonesia tujuan investasi yang diinginkan," ujarnya.

"Melalui undang-undang tersebut, pemerintah menyederhanakan dan menyelaraskan 8.451 peraturan nasional dan 15.955 peraturan daerah yang membebani UKM dan perusahaan besar. Kami juga memodernisasi regulasi yang tidak lagi sejalan dengan persaingan global saat ini," tambah Luhut.

Tak hanya itu, Luhut juga menawarkan sektor energi kepada para investor. Terutama di sektor energi baru terbarukan yang menurut Luhut merupakan investasi menarik.

"Indonesia juga sedang fokus pada beberapa investasi yang diprioritaskan untuk masa depan. Ada perubahan dalam struktur energi global. Sejak tahun 1975 proporsi batu bara dan minyak bumi terus mengalami penurunan dan diperkirakan energi terbarukan akan memainkan peran utama ke depan. Bahkan sebelum Covid-19, harga minyak telah menurun karena kemajuan teknologi dalam produksi minyak serpih," ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2020/12/02/153400126/kepada-investor-luhut-jualan-kondisi-ekonomi-ri-omnibus-law-hingga-energi-baru

Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke