Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hingga Akhir Tahun, Satyamitra Kemas Lestari Proyeksikan Raup Pendapatan Rp 1,68 Triliun

Perusahaan di bidang manufaktur kemasan itu memperkirakan penjualan pada Semester II-2020 akan naik sedikit menjadi Rp 850 miliar (62.000 ton) dari Rp 832,47 miliar (60.437 ton) seiring mulai pulihnya kondisi ekonomi.

Direktur Satyamitra Kemas Lestari Heriyanto S Hidayat mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 di Indonesia secara umum berdampak terhadap terhambatnya kegiatan operasional perusahaan.

“Pemberlakuan PSBB, menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat menurun tajam dan pertumbuhan ekonomi anjlok. PSBB pun terus diperpanjang dan berdampak pada melambatnya kegiatan operasional Perseroan dan proses produksi,” kata Kemas dalam virtual konferensi, Kamis (3/12/2020).

Di sisi lain, para pelanggan juga menghadapi masalah yang sama bahkan sebagian pelanggan menutup kegiatan usaha mereka. Masalah dan hambatan yang terjadi tersebut menyebabkan turunnya perolehan pendapatan, cahsflow pun terganggu.

Sepanjang Januari-Juni 2020, penjualan perseroaan hanya mencapai Rp 832,47 miliar (60.017 ton), turun sedikit jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 918,69 miliar (60.437 ton).

Laba sebelum pajak Perseroan mengalami lonjakan tajam menjadi Rp 20,14 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2020, dibandingkan Rp 765,35 juta yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2019.

Pada 23 September 2020, perseroan telah menggunakan laba bersih tahun 2019 untuk pembagian dividen sebesar Rp 17 miliar atau 83,58 persen dari total laba bersih atau Rp 5 per saham. Perseroan juga menggunakan sebagian laba bersih yaitu 4,92 persen atau Rp 1 miliar sebagai dana cadangan umum dan 11,5 persen dari keuntungan sisanya atau Rp 2,3 miliar yang digunakan sebagai laba ditahan.

Di tahun 2021, perseroan optimis akan pemulihan ekonomi yang terjadi. Apalagi pemerintah telah menunjuk empat sektor industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0. Keempat sektor itu adalah sektor makanan dan minuman, sektor tekstil dan busana, sektor otomotif dan sektor biokimia serta sektor elektronik.

“Pemerintah telah memfokuskan masing-masing sektor menjadi kekuatan besar bagi industri nasional. Sektor makanan dan minuman (mamin) akan menjadi fokus pemerintah sebagai kekuatan besar bagi Indonesia di kancah ASEAN,” ujar dia.

Pemerintah juga akan memfokuskan sektor tekstil dan busana yang selama ini menyumbang 60 persen terhadap PDB manufaktur, menjadi produsen functional clothing terkemuka. Demikian sektor otomotif yang menyumbang 65 persen terhadap ekspor manufaktur dan sektor biokimia serta elektronik yang telah menyerap 60 persen pekerja sektor manufaktur.

Sektor industri tersebut adalah sektor potensial yang selama ini menjadi pasar bagi produk Perseroan. Belum lagi dukungan dari pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan memperkuat pasar bagi produk perseroan.

“Propsek Perseroan di masa mendatang akan berjalan seiring dengan pertumbuhan sektor-sektor tersebut. Industri kemasan yang menjadi produk Perseroan, akan memiliki peranan penting bagi sektor-sektor tersebut. Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat (consumer goods) dan produk ritel,” tegas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/12/03/171100126/hingga-akhir-tahun-satyamitra-kemas-lestari-proyeksikan-raup-pendapatan-rp-1

Terkini Lainnya

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke