Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produk Ekspor RI yang Dilepas Jokowi, Ada Cerutu hingga Cengkeh

Seremonial pelepasan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Lamongan, Jawa Timur. Acara ini juga diselenggarakan secara virtual di 16 provinsi.

Dalam kesempatan itu, Agus memaparkan produk-produk yang diekspor berasal dari 54 perusahaan kategori UKM dan 79 perusahaan non-UKM.

"Dari 79 perusahaan itu ada satu yang berhasil untuk pertama kali melakukan ekspor perdana yaitu PT Universal Strategic Alliance dari Mojokerto Jawa Timur dengan produk cerutu senilai 86.400 dollar AS atau setara Rp 1,25 miliar ke Jepang," ujarnya dalam acara Pelepasan Ekspor ke Pasar Global secara virtual, Jumat (4/12/2020).

Adapun produk yang diekspor sangat beragam, selain cerutu, ada udang tepung, emping melinjo, cengkeh, kemiri, minyak jelantah, kursi dari limbah kayu, hingga tempat tidur untuk sapi.

Agus mengatakan, dari eksportir non-UKM tersebut ada 7 perusahaan yang berhasil melakukan diversifikasi produk baru. Total nilai eskpornya mencapai 24,42 juta dollar AS atau setara Rp 354,16 miliar.

Ketujuh perusahaan tersebut yakni PT Bumi Pangan Utama dari Banten dengan produk udang tepung, PT Mukura Dashdot dari Banten dengan produk roster 3 dimensi, PT Makmur Jaya Sejahtera dari Bali dengan produk fillet ikan snapper opaka, red snapper, grouper.

Selain itu, PT Kewalram dari Jawa Barat dengan produk women apparel dengan embroidery, PT Tri Sinar Purnam dari Jawa Tengah dengan produk cor sambungan pipa besi, PT Sorini Agro Asia Corporindo dari Jawa Timur dengan produk sorbitol untuk pasta gigi, serta PT Mega Suryamas dari Jawa Timur dengan produk soap noodles.


Sementara dari 54 UKM yang berhasil melakukan ekspor nilainya mencapai 12,29 juta dollar AS atau setara Rp 178,15 miliar. Dari total UKM tersebut 7 diantaranya melakukan ekspor perdana senilai 206.108 dollar AS atau Rp 3,02 miliar.

Ketujuh UKM itu terdiri dari PT Lestari Jaya Bangsa dari Jawa Tengah, dengan produk makanan olahan seperti emping melinjo, jamu herbal, mie telor yang diekspor ke Arab Saudi, UD Sinar Mulyo dari Jawa Tengah dengan produk kapuk fiber ke India, dan CV Yukari Cahaya Abadi perusahaan dari Jawa Timur dengan produk tempat tidur untuk sapi ke Jepang.

Lalu, CV Aromata Anugrah Sultan dari Sulawesi Selatan dengan produk kemiri olahan ke Hongkong, CV Masagena dari Kalimantan Timur dengan produk lidi nipah ke India, PT Syam Surya Mandiri dari Kalimantan Timur dengan produk udang beku ke Jepang, serta PT Rimbun Alam Dewata dari Bali dengan produk cengkeh.

Di sisi lain, terdapat pula 11 UKM yang berhasil melakukan diversifikasi produk eskpor baru, nilainya mencapai 1,16 juta dollar AS atau setara Rp 16,82 miliar.

Kesebelas perusahaan yakni PT Panorama Laut Indah dengan produk karagenan atau rumput laut, CV Nagam Rattan dengan produk pot bunga dari rotan knock down, CV Cipta Abadi dengan produk Stool bar dari eceng gondok dan pelepah pisang, dan PT Indah Desain Indonesia dengan produk teak wood furniture, CV JAMF dengan produk furniture dari resin dan limbah.

Kemudian, CV Rayung Pelangi dengan produk sapu rayung, CV Palem Craft dengan produk mirror dari bahan natural daun abaka, Jaroe Design dengan produk kursi dari limbah kayu, Jogja Gazebo dengan produk gazebo untuk resor internasional, CV Maharani Kendang Jimbe dengan produk kendang home decor, serta PT Garuda Sinar Perkasa dengan dengan produk minyak jelantah.

Agus mengatakan, Kemendag akan terus berupaya untuk meningkatkan UKM maupun pelaku usaha lainnya dalam menembus pasar global. Salah satunya melalui memfasilitasi pembiayaan ekspor bagi UKM dengan perbankan.

"Kemendag akan berupaya agar semakin banyak UKM dan pelaku usaha yang berhasil mendiversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing prpduk ekspor," pungkas Agus.

https://money.kompas.com/read/2020/12/04/193000626/produk-ekspor-ri-yang-dilepas-jokowi-ada-cerutu-hingga-cengkeh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke