Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Akui Industri Penukaran Mata Uang Asing Sempat Terdampak Pandemi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan lalu lintas mata uang asing (valas) ke Indonesia sempat turun akibat dampak pandemi Covid-19.

Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko mengatakan, lalu lintas pembawaan uang kertas asing (UKA) sempat drop memasuki kuartal I 2020, saat pandemi Covid-19 sudah menyebar ke beberapa negara dunia.

Data Bank Indonesia memperlihatkan, realisasi pembawaan uang kertas asing yang masuk ke RI hanya sebesar Rp 13,8 triliun, dan uang kertas asing yang ke luar hanya Rp 6,1 triliun. 

Pada kuartal IV 2019, realisasi uang masuk mencapai Rp 17,2 triliun dan uang ke luar Rp 8,5 triliun.

"Kita lihat hal menarik, ternyata setelah memasuki triwulan I itu drop. Sejak Covid-19 dan PSBB, distribusi uang ke luar masuk rendah sekali," kata Onny dalam webinar Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) LPPI, Senin (21/12/2020).

Onny menuturkan, lalu lintas semakin menurun pada kuartal II 2020.

Tercatat pada kuartal II, realisasi uang kertas asing yang masuk dan ke luar masing-masing hanya Rp 1,4 triliun dan Rp 6,2 triliun.

"Apalagi setiap negara melakukan pembatasan (lockdown) sehingga turun drastis pembawaan uang kertas asing. Jadi Covid-19 berpengaruh dalam industri KUPVA (Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing)," ucap Onny.

Kendati Onny tak memungkiri, pertumbuhan jumlah uang ke luar masuk memang naik turun dari waktu ke waktu.

Hal ini juga sejalan dengan industri KUPVA Bukan Bank (BB) yang mengalami peningkatan dan penurunan, bahkan ada beberapa yang ditutup.

Data terakhir pada Juni 2020, jumlah KUPVA di kantor pusat sebesar 1.160 dan di kantor cabang sebesar 995.

Persebarannya paling banyak di daerah Ibu Kota dan daerah pariwisata. 

Tiga wilayah dengan persebaran paling banyak berada di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Di daerah Jakarta, penukaran mata uang asing yang paling banyak antara lain, dollar Singapura, dollar AS, dan euro.

Dominasi ini sedikit berbeda dengan wilayah Bali.

Di Bali, penukaran mata uang didominasi antara lain, dollar AS, dollar Australia, dan euro.

Adapun di Riau, mata uang yang mendominasi adalah dollar Singapura.

Kemudian diikuti oleh yuan China, ringgit Malaysia, dan dollar AS.

"Jadi kesimpulannya, Covid-19 berpengaruh pada penukaran mata uang asing. Di masa PSBB, seluruh transaksi badan berizin KUPVA juga terpengaruh," pungkas Onny.

https://money.kompas.com/read/2020/12/21/150918426/bi-akui-industri-penukaran-mata-uang-asing-sempat-terdampak-pandemi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke