Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investasi Apa Saja yang Menarik pada 2021?

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya mengarankan kepada para investor untuk tetap membuat strategi dalam berinvestasi secara optimal dengan melihat beberapa peluang investasi yang ada pada 2021.

“Di tahun depan, kami masih overweight di reksa dana saham dan obligasi atau reksa dana pendapatan tetap untuk investor yang memang fokusnya untuk mendapatkan fixed return atau untuk diversifikasi investasi,” kata Ivan Jaya dalam siaran pers, Selasa (22/12/2020).

Ivan menjelaskan, reksa dana saham merupakan pilihan investasi yang masih menarik di tahun 2021. Pemilihan reksa dana saham dibandingkan saham, karena ada manager investasi yang akan melakukan pemilihan portofolio dan pendekatan portfolio memberikan keuntungan diversifikasi dibandingkan membeli saham langsung.

Selain itu, ada beberapa katalis positif untuk kelas aset saham selain distribusi vaksin Covid-19 yakni Omnibus Law Cipta Kerja yang disetujui di Oktober 2020. Munculnya Omnibus Law diperkirakan dapat mendorong Foreign Direct Investment (FDI) masuk ke Indonesia dan berdampak positif terhadap pasar saham, Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan berfokus pada pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Selain itu kemunculan Omnibus Law diperkirakan akan memiliki multiplier efek ke perkembangan ekonomi secara keseluruhan, serta aliran dana asing yang akan masuk kembali ke developing market termasuk Indonesia. Tingkat suku bunga yang mendekati 0 persen di developed market juga akan mendorong investor untuk mencari aset yang memberikan yield lebih tinggi.

“Dengan adanya katalis positif tersebut, kami berharap ekonomi akan turn around di 2021. Dan dalam story recovery, kelas aset saham biasanya akan berlari lebih cepat,” kata Ivan.


Ivan juga menambahkan, instrumen obligasi pemerintah masih menarik untuk dikoleksi agar investasi tetap terdiversifikasi dengan baik dan mengurangi risiko. Banyak analis memperkirakan, Bank Indonesia (BI) hanya akan melakukan 1-2 kali pemotongan suku bunga BI pada 2021. Sedangkan, kinerja obligasi di tahun 2020 ditopang oleh pemotongan BI7DRR 5 kali dengan total 1,25 persen.

“Pergerakan harga obligasi akan berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga, apabila tingkat suku bunga memiliki kecenderungan untuk turun maka akan berdampak positif untuk harga obligasi. Dengan pemotongan yang lebih terbatas maka potensi upside tahun depan juga akan lebih terbatas,” kata Ivan.

Ivan menambahkan, dalam melakukan investasi selalu ada volatilitas di market, baik yang terduga maupun tidak terduga. Untuk keperluan diversifikasi, obligasi pemerintah tetap menjadi pilihan, terutama untuk short term tenor yang memiliki fluktuasi harga yang minimum.

Lebih lanjut, investor juga dapat berinvestasi melalui reksa dana pendapatan tetap untuk ekposure ke obligasi pemerintah.

Berinvestasi melalui reksa dana memberikan keuntungan terutama fitur switching atau pengalihan ke kelas aset saham atau pasar uang yang dapat dilakukan di hari yang sama. Akan tetapi, tidak semua reksa dana pendapatan tetap membagikan dividen rutin, berbeda dengan pembelian langsung obligasi pemerintah yang memberikan kupon secara berkala.

“Tahun 2021 akan menjadi tahun pemulihan yang ditunggu oleh banyak investor. Jadi, stay invested dan berinvestasi sesuai dengan profi risiko dan tujuan. Jadikan pengalaman di tahun 2020 untuk dapat berinvestasi lebih bijak di tahun 2021,” ungkap dia.

Ivan menyarankan, dalam berinvestasi investor tentunya harus tetap melakukan diversifikasi karena di tahun 2020 saat pasar saham mengalami pelemahan signifikan, dan kelas aset obligasi mengalami penguatan yang signifikan.

https://money.kompas.com/read/2020/12/22/153207626/investasi-apa-saja-yang-menarik-pada-2021

Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke