Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sandiaga Ungkap Fakta Jaket Biru Menteri, dari Harga hingga Filosofinya

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menantang tiap daerah membuat jaket yang terinpirasi dari jaket yang diberikan Istana Kepresidenan kepada 6 menteri baru yang baru saja diajak bergabung masuk dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) termasuk dirinya.

“Saya menantang tiap daerah membuat jaket seperti ini (jaket biru menteri) dengan mengadopsi kearifan lokal masing-masing daerah,” kata Sandiaga dilansir dari Antara, Minggu (27/12/2020).

Sandiaga ingin agar momentum trennya jaket biru model parka seharga Rp 399.000 itu dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku ekonomi kreatif di daerah.

Hal itu menurut dia, akan sangat potensial untuk dapat mendorong dan mendukung meningkatnya permintaan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19.

“Mumpung lagi hits, lagi tren, ini untuk membangkitkan usaha pelaku ekonomi kreatif di masing-masing daerah,” kata Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Sandiaga Uno menceritakan dengan semangat filosofi di balik jaket tersebut.

“Filosofi jaket biru yang diberikan istana, yang diberikan Presiden ini simbol biru adalah kerja keras, kerja cepat, integritas dan ini bentuknya bentuk all weather jadi bisa ditutup seperti ini,” kata Alumnus Wichita State University itu sembari mempraktikkan menutup jaketnya ke kepala.

Jaket segala cuaca itu disebutkannya anti air atau tak basah jika terkena hujan sehingga bisa dibawa bekerja dalam situasi apapun juga.

“Jadi ini simbol kita harus bisa tetap bekerja dalam situasi apapun juga untuk memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara,” kata Sandiaga Uno.

Percepatan kinerja sektor pariwisata juga harus dilakukan terhadap desa wisata, wisata religi, wisata halal, dan berbagai program yang menyentuh langsung terhadap masyarakat.

"Tugas ini adalah amanat yang berat, tapi akan ringan apabila kita kerjakan bersama. Hari ini adalah sebuah langkah awal, gerak kita menjalankan arahan Presiden dan Wakil Presiden," imbuh mantan Ketua Hipmi ini.

Merujuk hal tersebut, percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif ditegaskan Sandi lewat penerapan tiga platform, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

"Tugas pemerintah adalah sebagai fasilitator inovasi bagi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga sistem ini akan menumbuhkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," papar Sandiaga Uno.

Dalam urusan kolaborasi, Sandiaga menegaskan perlunya ada kerja sama dari seluruh pihak. Dirinya mengingatkan agar tidak ada lagi ego sektoral, birokrasi berbelit, dan semua harus membuka komunikasi terhadap seluruh pihak.

"Saya tahu banget birokrasi, dulu sebagai pengusaha saya juga pengalaman. Jadi harus buka diskusi-komunikasi dan kita harus perhatikan masyarakat," papar Sandiaga.

"Saya trenyuh sekali jutaan masyarakat telah kehilangan pekerjaan, mereka kehilangan jam kerja sehingga pendapatan mereka turun drastis. Kita harus berkolaborasi untuk membangun bangsa dan negara, khususnya membangun pariwisata dan ekonomi kreatif," tegas dia.

Di awal jabatannya sebagai menteri, ia akan fokus terlebih dahulu pada lima destinasi superprioritas yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

"Kita harus menyiapkan segala aspek untuk berbenah, tentunya yang harus kita dahulukan adalah aspek kesehatan, maka berbenah harus disiapkan secara detail, mulai dari kuliner, fesyen, kriya atau kerajinan tangan, tari-tarian, dan lainnya," kata Sandiaga Uno.

https://money.kompas.com/read/2020/12/27/073240926/sandiaga-ungkap-fakta-jaket-biru-menteri-dari-harga-hingga-filosofinya

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke