Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Harga Emas yang Menguat Diproyeksi Belum Surut

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono memproyeksi, tren harga emas masih akan sama seperti tahun 2020. Selain karena faktor reflationary trade, emas merupakan aset safe haven yang saat krisis dicari investor.

Investor masih akan memarkirkan dananya di logam mulia ini karena masih muncul kecemasan akibat Covid-19 di samping terus melemahnya indeks dollar AS.

"Jelas untuk 2021, isunya masih masih hampir sama. Semua tentu didasarkan oleh kenaikan harga emas, yang dipicu oleh reflationary trade, aset safe haven karena kecemasan global, dan ke depan masih akan kuat ekspektasi harganya," kata Wahyu kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Faktanya, pelemahan indeks dollar AS memicu kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi COMEX New York Exchange, ditutup naik 7,8 dollar AS atau 0,4 persen pada 1.954,40 dollar AS per ounce.

Di dalam negeri, harga emas Antam hari ini kembali menguat ke Rp 981.000 per gram setelah naik Rp 6.000.

Memang, kata Wahyu, isu penemuan vaksin bisa jadi menahan laju emas secara jangka pendek. Namun, vaksin bukan alasan fundamental yang mampu mengubah arah laju emas dunia.

Lokomotif utamanya tetap berada pada arah kebijakan bank sentral AS dan stimulus fiskal yang utamanya digulirkan oleh pemerintah AS, Eropa, dan China.

"Dalam medium dan long term (jangka menengah dan panjang), emas akan selalu kembali kepada isu Fed policy (kebijakan The Fed) yang sangat akomodatif dan pro pelemahan dollar AS," ungkap Wahyu.

Selain stimulus yang dikucurkan negara tersebut, Presiden Joe Biden sudah punya segudang agenda yang memicu defisit anggaran lebih dalam.

Tindakan ini membuka jalan bagi The Fed untuk maju mengambil kebijakan yang akomodatif. Kebijakan The Fed lebih lanjut akan menekan dollar AS yang mendukung pergerakan positif emas dunia.

https://money.kompas.com/read/2021/01/06/130700926/tren-harga-emas-yang-menguat-diproyeksi-belum-surut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke