JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena ajakan membeli saham tengah diramaikan oleh sejumlah tokoh ternama atau influencer di Tanah Air.
Para influencer ini mengajak para pengikutnya untuk ikut membeli atau menjual saham di pasar modal yang dijalankan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kehadiran mereka dengan mempromosikan emiten tertentu di platform media sosial membuat beberapa harga saham perusahaan sempat melejit.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menilai, fenomena maraknya influencer mempromosikan saham sebenarnya memiliki nilai positif tersendiri.
Salah satunya, semakin banyak masyarakat yang teredukasi dengan keberadaan pasar saham dan memutuskan untuk menanamkan modalnya di instrumen investasi ini.
“Dengan bantuan ini, pasti jumlah orang orang yang berinvestasi saham akan meningkat dan membuat pasar saham lebih likuid dan lebih ramai,” ujar Tejasari kepada Kompas.com, Minggu (10/2/2021).
Namun, fenomena ini pada saat bersamaan juga memiliki sisi negatif.
Sebab, tidak semua influencer berkapabilitas untuk mengedukasi pengikutnya terkait saham.
“Dikhawatirkan apabila informasi yang disampaikan tidak tepat, akan menimbulkan kerugian atau hal-hal lain yang tidak diharapkan,” ujar Tejasari.
Selain itu, para influencer cenderung hanya menginformasikan terkait potensi keuntungan yang bakal diterima pengikutnya dari kegiatan membeli saham sebuah emiten.
Padahal, ketika investor menanamkan modalnya melalui pasar saham, kerugian adalah satu hal yang mungkin saja diterima.
“Yang dikhawatirkan, yang tersampaikan adalah berita keuntungan dan hal-hal yang menyenangkan. Tapi informasi risiko dan kemungkinan rugi, tidak tersampaikan dengan baik,” ucap dia.
https://money.kompas.com/read/2021/01/10/182658026/marak-influencer-promosikan-saham-ini-untung-dan-ruginya