Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepanjang 2020, Dana Kelolaan Reksadana Naik 3,79 Persen menjadi Rp 552,27 Triliun

Mengutip Kontan.co.id, Senin (11/1/2021), berdasarkan data Infovesta, total AUM industri reksadana tanpa reksadana penyertaan terbatas dan denominasi dolar AS mencapai Rp 552,27 triliun di sepanjang 2020. Jumlah tersebut naik 3,79 persen dari posisi tahun lalu yang sebesar Rp 532,13 triliun.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, pertumbuhan AUM tersebut sudah cukup baik di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, AUM berhasil tumbuh 19,7 persen setelah anjlok 10 persen di Maret yang menjadi posisi terendah di Rp 461,29 triliun.

Jenis reksadana yang naik tertinggi dan menyokong pertumbuhan AUM adalah reksadana pasar uang. Reksadana ini tumbuh 35 persen secara tahunan dengan AUM mencapai Rp 92,54 triliun.

Pertumbuhan AUM reksadana pasar uang jadi yang paling tinggi karena risiko selama pandemi meningkat. Alhasil, preferensi investor cenderung fokus ke reksadana pasar uang yang risikonya paling rendah atau aman.

Sementara, pertumbuhan dana kelolaan kedua tertinggi berasal dari reksadana exchanged traded fund (ETF) yang mayoritas memiliki aset saham. AUM reksadana ini tumbuh 13,9 persen secara tahunan menjadi Rp 16,17 triliun.

Wawan melihat investor yang masih ingin memegang saham selama setahun kemarin, cenderung masuk ke reksadana ETF yang kinerjanya mengikuti indeks dan jauh lebih terukur daripada reksadana saham.

Berbeda sekali dengan AUM reksadana saham yang tercatat turun 7,73 persen secara tahunan menjadi Rp 126 triliun. Begitu pun AUM reksadana campuran menurun lebih dalam 12,68 persen menjadi Rp 26,27 triliun.

Meski dana kelolaan reksadana berbasis saham menurun, Wawan mengamati unit penyertaan reksadana tersebut masih naik. Itu berarti, penurunan AUM di reksadana berbasis saham memang disebabkan oleh penurunan nilai aset bukan aksi jual (redemption) investor.

"Karena kinerja reksadana berbasis saham sempat anjlok dalam, investor justru masuk saat harga lebih murah, nanggung kalau dijual malah merealisasikan rugi, sehingga masih net subs," kata Wawan.

Sedangkan, reksadana pendapatan tetap turut menyumbang pertumbuhan dengan catatkan kenaikan AUM sebesar 11 persen secara tahunan menjadi Rp 126 triliun.

Namun, reksadana AUM reksadana terproteksi tercatat turun 2,98 persen menjadi Rp 137,4 triliun. Wawan mengamati penurunan AUM reksadana ini disebabkan menurunnya penerbitan obligasi korporasi baru akibat tekanan ekonomi pandemi.

"Reksadana terproteksi yang jatuh tempo tidak terbitkan produk baru lagi, MI sulit cari aset obligasi korporasi saat pandemi," kata Wawan.

Secara keseluruhan Wawan memproyeksikan AUM industri reksadana di tahun ini berpotensi naik 10 persen ke Rp 600 triliun. Wawan juga mengapresiasi perkembangan industri reksadana karena jumlah investor reksadana dari 1 juta di 2019 menjadi sekitar 3 juta di 2020.

"Dulu kalau proyeksikan jumlah investor reksadana ke 5 juta itu jauh sekali, tetapi sekarang jadi jauh lebih mungkin terjadi," kata Wawan yang optimis jumlah investor reksadana tumbuh ke 5 juta hingga 6 juta di tahun ini.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dana kelolaan reksadana naik 3,79% menjadi 552,27 di sepanjang 2020 

https://money.kompas.com/read/2021/01/11/203543326/sepanjang-2020-dana-kelolaan-reksadana-naik-379-persen-menjadi-rp-55227

Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke