Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China Mau 'Tikung' Jepang di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini meminta pemerintah China melanjutkan rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Padahal sebelumnya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya rencananya akan dikerjakan oleh Jepang. Sementara saat ini, China hanya terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek yang juga awalnya sempat digadang-gadang digarap Jepang lewat Japan Internasional Corporation Agency (JICA). 

"Investasi Tiongkok di Indonesia telah memenuhi 4+1 rule of thumb yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B)," kata Luhut dikutip dari Antara, Jumat (15/1/2021).

Menurut Luhut, Presiden Jokowi sendiri secara langsung meminta pemerintah China menggarap mega proyek penghubung dua kota terbesar di Indonesia tersebut.

"Selain itu, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga diharapkan dapat diperpanjang menjadi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar China dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," imbuh Luhut.

Pernyataan tersebut dia sampaikan usai mendampingi Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang berkunjung ke Indonesia sejak 12 hingga 13 Januari 2021.

Digagas Jepang, diambil alih China

Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dibangun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) hingga Desember 2020, telah mencapai progres 64,4 persen.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menjelaskan, capaian realisasi tersebut terdiri dari 5 terowongan, yaitu Tunnel Walini, Tunnel 3, Tunnel 5, Tunnel 7 dan Tunnel 1.

Selain itu, 1.741 batang pier juga telah berdiri di sepanjang lintasan Jakarta dan Bandung, dan siap untuk dihubungkan. Sementara waktu, KCIC tengah menunggu pengiriman sebanyak 12.000 rel kereta cepat yang akan didatangkan dari China ke Jakarta.

Dalam sejarahnya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek yang awalnya digagas Jepang.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi kelayakan dengan Japan Internasional Corporation Agency (JICA).

Studi saat itu dilakukan untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, dengan jarak sepanjang 748 km. Ke depan, kereta diproyeksi bisa menempuh jarak tersebut dalam waktu 5,5 jam dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer.

Dana untuk melakukan studi tersebut ditalangi oleh JICA. Proses studi kelayakan pun dimulai pada awal 2014. Untuk tahap awal, kereta cepat baru akan dibangun dengan rute Jakarta hingga Bandung sebelum dilanjutkan sampai Surabaya.

Namun karena berbagai kendala, proyek urung terlaksana di era SBY hingga kemudian kembali digulirkan di era Presiden Jokowi. Namun bukan menggandeng Jepang, melainkan dengan pemerintah China.

Luhut ultimatum Jepang

Hingga kini, baik pemerintah Indonesia ataupun pemerintah Jepang belum merilis kabar terbaru proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 12 Oktober 2019, Luhut pernah mengultimatum Jepang untuk tidak mendikte pemerintah Indonesia soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Pernyataan ini disampaikan Luhut saat ditanya wartawan seputar kabar ketertarikan investor China kepada proyek KA Cepat Jakarta-Surabaya tersebut.

“Ya kalau (China) tertarik boleh saja. Tetapi Jepang enggak boleh main-main juga dong, jangan dikte-dikte kita,” ucap Luhut kala itu.

“Karena kami dengar orang yang nawar itu begini, begini, begini. Jadi sudah punya bargaining juga,” kata dia lagi.

Meski begitu, Luhut pernah memastikan kalau peluang China mengambilalih proyek KA semicepat Jakarta-Surabaya sangat tipis.

Sebab Jepang sudah lebih dulu ingin menggarap proyek tersebut. Selain itu, Jepang adalah salah satu investor jangka panjang di Indonesia.

Sebelumnya, Luhut mengingatkan Jepang untuk tidak menutup rapat proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya seperti proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

"Kami juga ingin punya kebebasan local content, technology transfer, seperti-seperti itu lah," di Gedung DPR beberapa hari sebelumnya.

https://money.kompas.com/read/2021/01/15/131336026/china-mau-tikung-jepang-di-proyek-kereta-cepat-jakarta-surabaya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke