Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paling Kuat di Antara Saham–saham Farmasi, Bagaimana Prospek KLBF

Melansir RTI, pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/1/2021) saham KLBF berhasil menguat 0,91 persen di level 1.660. Sebelumnya, saham KLBF sempat menguat 3,13 persen di level 1.645 pada akhir pekan lalu.

Adapun beberapa saham farmasi yang ARB antara lain, Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) yang turunn 6,6 persen di level 5.275. Demikian juga dengan Pyridam Farma (PYFA) turun 6,6 persen dan Itama Ranoraya (IRRA), masing- masing di level 1.120 dan 2.790.

Saham Phapros (PEHA) juga turun 6,8 persen di level 1.985, demikian juga dengan saham Tempo Scan Pacific (TSPC) yang juga melemah 6,7 persen di level 1.650.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, kenaikan harga saham KLBF didorong oleh beberapa faktor, seperti harga saham yang lebih murah dan pergerakan KLBF yang cenderung berbeda dengan saham farmasi lainnya.

“KLBF sedikit lebih murah dibandingkan yang lainnya, seperti KAEF dan INAF. Pergerakan KLBF juga cenderung berbeda dengan yang lainnya dari segi teknikalnya. KLBF sedikit lebih konservatif dan tidak terlalu fluktuatif,” kata Sukarno kepada Kompas.com.

Menurut Sukarno, pergerakan saham seperti KAEF dan INAF cenderung fluktuatif, sehingga menurutnya cukup wajar jika KLBF mampu naik, sementara saham farmasi lainnya masih ARB.

Sukarno juga menjelaskan, secara jangka panjang saham KLBF masih menarik untuk dikoleksi. Hal ini lantaran pendapatan dan laba KLBF yang cenderung stabil, sehingga prospeknya bisa lebih mudah terukur.

Di sisi lain, analis Artha Sekuritas Dennis Christopher menilai saham KAEF dan INAF masih memiliki peluang koreksi karena sempat mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ia memproyeksikan, KAEF dan INAF bisa turun hingga level 4.000 sampai dengan 4.500.

“KAEF dan INAF saya rasa masih akan turun karena memang kenaikan sebelumnya terlalu tinggi. Secara valuasi sudah sangat mahal dan secara teknikal sudah overbought,” jelas Dennis.

https://money.kompas.com/read/2021/01/18/171200126/paling-kuat-di-antara-sahamsaham-farmasi-bagaimana-prospek-klbf

Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke