Pandemi Covid-19 diyakini akan menjadi penentu utama realisasi dari target tersebut.
Merespon hal tersebut, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengawal realisasi investasi.
“Terkait dengan isu peningkatan investasi untuk pemulihan kondisi pandemi, ada strategi yang dilakukan untuk meningkatkan investasi migas,” tuturnya dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1/2021).
Langkah awal yang ditempuh adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak Production Sharing Contract (PSC) Gross Split atau PSC Cost Recovery.
Hal tersebut sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020.
Selain itu, pemerintah juga tengah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia dimana 68 cekungan belum dikembangkan.
Lalu, Kementerian ESDM juga membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan hingga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam.
Sementara itu dalam mengejar target investasi hilir, pemerintah tengah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (Gross Root Refinery atau GRR) dan pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan atau RDMP).
Pemerintah juga disebut Tutuka berkomitmen dalam menyederhanakan perizinan hilir, menciptakan harga gas bumi yang tercapai, mendorong promosi pembangunan infrastruktur migas yang terintegrasi, serta mendukung keputusan menteri terkait perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Nomor 13 tahun 2020.
"Subsektor migas masih menjadi unggulan untuk terlaksananya pembangunan kewilayahan dan terbukti di tahun 2020 mendatangkan investasi sebesar 12,09 miliar dollar AS dari target sebesar 13,36 miliar dollar AS,” ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2021/01/18/193700726/masih-dibayangi-pandemi-ini-jurus-pemerintah-kejar-target-investasi-sektor