Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Ekspor Sarang Burung Walet Meningkat, Indonesia Diuntungkan

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, tren ekspor sarang burung walet (SBW) dalam lima tahun terakhir meningkat signifikan.

“Maka dari itu, saya bersyukur karena Indonesia bisa menjadi pemasok SBW untuk banyak negara,” ujar SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Mentan pun menjelaskan bahwa produktivitas SBW yang diperdagangkan dan diekspor merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan).

"Ini adalah anugerah Tuhan untuk kita. Sebab, tanpa perawatan khusus, walet memberikan berbagai manfaat kesehatan " tuturnya.

Bukan hanya itu, kata Mentan, SWB juga menjadi sumber devisa negara, dan sumber pendapatan bagi peternak SBW.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) menyampaikan, SBW merupakan komoditas pangan yang dibuat secara alami oleh hewan. Komodintas ini mempunyai nilai gizi tinggi dan ekonomi tinggi.

“Oleh karenanya, sarang burung walet telah menjadi andalan ekspor kami sejak 2015,” katanya.

Nasrullah menyatakan, Indonesia sejauh ini telah mengekspor SBW ke 14 negara. Sepanjang 2020, Indonesia mengekspor ke berbagai negara dengan total volume ekspor 1.155 ton atau senilai Rp 28,9 triliun.

Negara tersebut, di antaranya Hongkong, China, Singapura, Vietnam, United States of America (USA), Jepang, Korea Selatan (Korsel), Taiwan, Thailand, Malaysia, Australia, Kanada, Spanyol, dan Perancis

“Volume dan nilai ekspor SBW sepanjang 2020 selalu mengalami peningkatan setiap bulannya,” kata Nasrullah.

Adapun capaian tertinggi pada Desember 2020 dengan volume mencapai 148.321 kilogram (kg) dan nilai ekspor menyentuh 75.705 dollar AS.

Jumlah ekspor SWB sendiri mulai meningkat pada 2019, yaitu sebesar 2,13 persen atau setara 1.131 ton dan bernilai Rp 28,3 triliun.

Nasrullah mengaku, SBW memang banyak diminati di mancanegara. Hal ini sangatla menguntungkan, karena Indonesia merupakan salah satu negara pemasok SWB terbesar.

“Untuk itu, kami dari Ditjen PKH terus melakukan pembinaan ke para peternak SBW. Pembinaan ini, mulai dari teknik budidaya, kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI), dan pengolahan,” imbuhnya.

Menurut Nasrullah, dengan pembinaan yang baik, para pembudidaya dan peternak bisa memenuhi standar ekspor SWB.

Proses produksi SBW

Terkait proses produksi SBW, Nasrullah menjelaskan bahwa tidak semua negara bisa melakukannya.

Sebab rumah walet yang sangat bergantung kepada alam dan lingkungan, seperti potensi pakan di alam (keseimbangan ekosistem).

“Ini kenapa Indonesia menjadi salah satu primadona SBW,” ujarnya.

Tak hanya itu, kondisi lingkungan di rumah walet harus dibuat sedemikian rupa mendekati habitat aslinya, sehingga burung walet mau bersarang.

“Bahkan, pola panen SBW yang dilakukan peternak walet juga sangat memengaruhi kesinambungan populasi dan produksi sarang burung itu sendiri,” jelas Nasrullah.

Selain menyiapkan kondisi rumah walet, lanjut Nasrullah, proses untuk memperoleh SBW dari panen sampai konsumsi juga membutuhkan beberapa tahapan proses.

Pertama, proses pengumpulan dan penanganan SWB (gudang kering). Dalam pengumpulan SWB harus ditangani secara higienis.

“Kedua, proses pencucian. Proses ini berfungsi untuk membersihkan SWB dari kotoran yang menempel terutama bulu,” ungkapnya.

Ketiga adalah keseragaman frekuensi dan waktu pencucian yang tepat. Fungsinya, untuk menurunkan kadar nitrit.

Untuk menurunkan kadar nitrit, Nasrullah menyatakan, pihaknya telah menyesuaikan dengan yang dipersyaratkan negara pengimpor tanpa menurunkan kualitas sarang yang dihasilkan.

Caranya adalah dengan melakukan pembinaan di setiap tahapan proses, khususnya pada tempat produksi SBW atau rumah walet untuk kesinambungan produksi.

Bukan hanya itu, pembinaan atau pendampingan juga berlanjut sampai tempat pencucian dan tempat pengolahan agar memenuhi persyaratan keamanan pangan.

Akomodir syarat ekspor SWB

Selain pada proses produksi, Nasrullah menerangkan, sejauh ini Ditjen PKH selalu mengakomodir pemenuhan persyaratan ekspor untuk unit usaha SBW.

“Persyaratan ekspor tersebut kami berikan dalam bentuk penjaminan keamanan produk sarang walet berupa Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV),” ujarnya.

NKV merupakan bentuk penjaminan pemerintah terhadap unit usaha produksi dan pengolahan yang sudah higienis.

Adapun persyaratan ekspor tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2009, dan UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sampai 2020, Ditjen PKH sendiri telah menerbitkan sebanyak 2.990 NKV untuk unit usaha. Dari jumlah itu, sebanyak 74 NKV untuk unit usaha SBW.

"Jadi, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui produk sarang walet dari unit usaha yang sudah ber-NKV. Caranya, dengan melihat adanya logo NKV pada kemasan produk sarang burung walet," jelas Nasrullah.

https://money.kompas.com/read/2021/01/22/122029226/tren-ekspor-sarang-burung-walet-meningkat-indonesia-diuntungkan

Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke